Frensia.id- Modifikasi pada Honda Series GL, umumnya berupaya meningkatkan performa mesin. Namun modifikasi bisa saja dapat menyebabkan bahan bakar lebih boros. Salah contohnya, modifikasi saluran Intake dan Exhaust pada GL 100.
Modifikasi porting pada saluran intake dan exhaust tentu dapat secara signifikan mempengaruhi perfoma torsi, daya dan bahkan konsumsi bahan bakar. Untuk itu, bagi para pencinta GL 100, perlu berhati-hati dalam melakukan modifikasi pada porting, hendaknya disesuaikan pada kebutuhan.
Sebagaimana yang rekomendasikan dalam riset yang disusun oleh Kautsar Hanif Fakhrianto. Akademisi Universitas Islam Malang prodi tehnik mesin ini fokus mengkaji masalah modifikasi porting GL 100.
Kajian yang fokus modifikasi saluran intake dan exhaust rampung pada tahun 2022 kemarin. Bahkan telah dipublikasi secara terbuka dalam repository kampusnya.
Temuannya menegaskan bahwa memang benar, modifikasi porting pada saluran masuk (intake) dan keluar gas (exhaust) dapat berdampak pada tenaga, torsi, hingga penggunaan bahan bakar pada mesin. Namun, perlu diingat bahwa meningkatnya torsi dan tenaga biasanya akan berbanding lurus dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar, sebab mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar.
Ketika porting dioptimalkan, aliran udara yang masuk dan keluar dari mesin menjadi lebih lancar, yang dapat meningkatkan tenaga dan torsi mesin. Namun, peningkatan ini juga berdampak pada konsumsi bahan bakar.
Dengan torsi dan tenaga yang lebih tinggi, mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk mempertahankan performa tersebut. Ini karena proses pembakaran yang lebih intensif memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan daya yang lebih besar. Sebagai contoh, saat mesin mengalami peningkatan torsi, daya yang dihasilkan lebih besar dan ini menuntut jumlah bahan bakar yang lebih banyak agar proses pembakaran dapat berjalan optimal.
Meskipun demikian, porting yang baik dapat juga meningkatkan efisiensi volumetrik mesin, yang berarti mesin dapat menghasilkan lebih banyak tenaga dari jumlah bahan bakar yang sama dibandingkan dengan mesin tanpa porting. Dengan kata lain, meskipun konsumsi bahan bakar meningkat untuk mencapai torsi dan daya yang lebih tinggi, efisiensi penggunaan bahan bakar juga bisa mengalami peningkatan, terutama pada kondisi beban tertentu.
Fakhrianto menjabarkan bahwa GL 100 yang telah dimodifikasi portingnya menunjukkan daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan motor standar. Pengujian pada kecepatan yang sama (4500 rpm) menunjukkan bahwa motor standar menghasilkan daya sebesar 11 HP, sedangkan motor dengan porting modifikasi menghasilkan daya yang lebih besar, yaitu 13.4 HP.
Adapun GL 100 yang telah dimodifikasi portingnya, tentu berbeda. Konsumsi bahan bakarnya tambah boros.
Setelah diukur dengan dynamometer, pengujian di 4500 rpm, GL 100 dengan porting standar menghabiskan 6 ml bahan bakar dalam waktu 51.37 detik. Hal demikian ini berbeda dengan porting modifikasi, dengan jumlah bahan bakar habis dalam waktu 49.75 detik.
Dengan demikian, risetnya telah membuktikan bahwa meskipun motor dengan porting modifikasi memiliki daya yang lebih besar, namun bahan bakarnya lebih boros.