Novel “Segala Yang Diisap Langit”, Kisah Nyata Tragedi Bangsawan Era Perang Padri

Jumat, 20 September 2024 - 15:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Novel “Segala Yang Diisap Langit”, Kisah Nyata Tragedi Bangsawan Era Perang Padri (Sumber: canva)

Gambar Novel “Segala Yang Diisap Langit”, Kisah Nyata Tragedi Bangsawan Era Perang Padri (Sumber: canva)

Frensia.id-Novel karya Pinto Anugerah yang berjudul  “Segala Yang Diisap Langit” ternyata diangkat dari tragedi bersejerah di Indonesia. Tepatnya pada era terjadinya Perang Padri.

Novel ini berlatar pada era perang Padri di tahun 1800-an, namun alih-alih berfokus pada Tuanku Imam Bonjol atau perlawanan terhadap Belanda, cerita justru menggali tragedi internal yang menimpa keluarga-keluarga bangsawan Minangkabau.

Dalam konflik ini, mereka bukan hanya menjadi korban, tetapi juga pelaku dalam perang yang mengaduk-aduk politik dan nilai-nilai adat. Di balik perang yang melibatkan kaum Padri dan kaum adat, tersimpan cerita yang lebih gelap—politik yang rumit, alegori menohok, serta benturan ideologi yang berujung pada kekerasan di antara sesama Minangkabau.

Kaum adat, yang membawa ideologi keras, menjadi salah satu pusat dari kekacauan ini. Tokoh utama novel ini adalah Rabiah, seorang perempuan dengan karakter yang tangguh dan ambisius.

Baca Juga :  Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Ribuan Mahasiswa Baru UIN KHAS Jember Bagikan Bibit Pohon Buah Kepada Pengguna Jalan

Ia memiliki tekad besar untuk melawan mitos yang mengatakan bahwa garis keturunan bangsawan Minangkabau akan terputus di generasi ketujuh.

Bagi Rabiah, takdir ini adalah sesuatu yang harus dipatahkan dengan segala cara. Namun, perjuangannya tidak berjalan mudah. Penghalang terbesar yang ia hadapi justru datang dari orang terdekatnya, yaitu kakaknya, Magek.

Kakak yang sangat ia sayangi ini justru menjadi rintangan utama dalam ambisinya untuk menyelamatkan garis keturunan keluarga. Konflik antara Rabiah dan Magek menggarisbawahi drama internal keluarga yang semakin memperumit latar belakang perang yang sudah penuh dengan ketegangan.

Bahkan, novel ini juga teliti oleh akademisi. Salah satunya adalah Yoga Putra Atriadi. Temuan yang telah dipublikasi dalam repository Universitas Andalas pada tahun 2023 lalu, membedah latar realitas dari novel ini.

Baca Juga :  Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural

Ia mengungkap adanya makna kosong dalam perilaku seorang bangsawan Minangkabau yang melanggar norma adat, yakni praktik kawin sedarah. Fenomena ini terlihat jelas pada tokoh Magek Takangkang yang menikahi Bungo Rabiah, sebuah tindakan yang menunjukkan penyimpangan dari nilai-nilai yang berlaku.

Ia mengidentifikasi mitos budaya massa melalui karakter Karengkang Gadang, yang memperluas pemahaman kita tentang kepercayaan dan praktik budaya Minangkabau.

Tampaklnya, ia melihat Pinto Anugrah, penulis yang berasal dari keturunan Minangkabau dan memegang gelar adat Datuk Rajo Pangulu, memiliki pengetahuan mendalam mengenai adat istiadat setempat. Dengan latar belakang adat yang kuat, Anugrah mampu menyelami dan menyajikan kompleksitas budaya dalam karya-karyanya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak
Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak
Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo
Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025
Galakkan Gerakan “Wakaf Oksigen” Saat PBAK, UIN KHAS Jember Lawan Krisis Iklim
Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Ribuan Mahasiswa Baru UIN KHAS Jember Bagikan Bibit Pohon Buah Kepada Pengguna Jalan

Baca Lainnya

Selasa, 2 September 2025 - 18:27 WIB

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

Selasa, 2 September 2025 - 11:13 WIB

Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak

Selasa, 2 September 2025 - 10:58 WIB

Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak

Minggu, 31 Agustus 2025 - 16:41 WIB

Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

TERBARU