Pasien Diabetes Melitus Tetap Ingin Melakukan Ibadah Puasa, Berikut Tipsnya Agar Terhindar dari Resiko

Ilustrasi Diabetes Healthia (sumber: Freepik)

Frensia.id – Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan orang Islam, kecuali bagi Muslim yang sakit. Meskipun demikian, tidak sedikit pasien diabetes yang tetap menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadhan.

Tanpa wawasan medis yang cukup, resiko gangguan kesehatan bisa terjadi bagi pasien diabetes melitus saat menjalani puasa Ramadhan. 

Risiko gangguan kesehatan terkait puasa pada penyandang diabetes melitus dapat dihindari dengan persiapan dan edukasi yang baik.

Edukasi kesehatan bisa menjadi wawasan agar terhindar dari beberapa resiko yang diakibatkan saat berpuasa bagi pasien diabetes melitus.

Hal ini sebaimana dijelaskan penelitian yang disusun oleh Fajar Ari Nugroho, Catur Saptaning Wilujeng, Dian Handayani, Inggita Kusumastuty, Barakatun Nisak Mohd Yusof dalam jurnal Majalah Kesehatan tahun 2022.

Dalam penelitian berjudul “Pengetahuan dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus yang Menjalankan Puasa Ramadan” Fajar Ari Nugroho dkk, menjelaskan bahwa pasien tetap membutuhkan pendampingan untuk lebih memaksimalkan pengendalian diabetes melitus selama menjalankan puasa Ramadan.

Sehingga dengan wawasan pendampingan tersebut pasien diabetes melitus bisa melakukan persiapan saat berpuasa. Adapun tips untuk menghindari resiko tersebut ada tiga langkah sebagai berikut.

Bacaan Lainnya

Menjaga Asupan Makanan

Puasa akan aman dilakukan apabila pasien penyandang diabetes melitus menjaga pola asupan makanan. Asupan makanan yang harus dijaga terutama saat iftar atau berbuka puasa.

Selain itu, asupan makan pasien saat sahur dan berbuka puasa tetap sesuai dengan prinsip pola makan seimbang bagi penyandang diabetes melitus.

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik penting untuk dijaga oleh pasien diabetes melitus saat berpuasa. Pasien dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik ringan maupun sedang, terutama di malam hari.S

Sehingga resiko gangguan kesehatan tidak akan terjadi meskipun pasien diabetes melitus sedang berpuasa di bulan Ramadhan.

Penyesuaian Pengobatan

Kaum Muslim tidak boleh makan dan minum saat bulan berpuasa. Sementara bagi pasien diabetes melitus perlu obat-obatan dalam rangka penyembuhan.

Sehingga perlu penyesuaian pemberian obat, baik jenis, frekuensi, maupun dosis obat. Misalnya ada pergantian yang awalnya dosis obatnya 3-4 kali sehari, diganti dengan obat yang sejenis dengan dosis 1-2 kali sehari.

Mementau Kadar Glukosa Darah

Saat bulan Ramadhan, pasien diabetes melitus harus rutin melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara teratur beberapa kali sehari.

Hal ini ditujukan ntuk mengurangi risiko hipoglikemia selama puasa siang hari atau hiperglikemia pada malam hari.