Frensia.id- Pelajari pola pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Santri, sebanyak 21 Mahasiswa memilih nyantri di Pesantren Jember. Mereka belajar langsung di Pesantren Sofa Marwa.
Pondok Pesantren Shofa Marwa di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, Jember, Jawa Timur, baru saja menerima kunjungan istimewa dari 21 mahasiswa Universiti Sultan Zainal Abidin (UNISZA) Malaysia.
Para mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan Keislaman ini datang untuk “nyantri”. Mereka menjalani kehidupan sebagai santri di pesantren selama lima hari.
Tujuan utama mereka adalah mempelajari pola pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di pondok pesantren, yang selama ini menjadi kekuatan utama dalam sistem pendidikan pesantren di Indonesia.
Prof. Dr. KH Abdul Halim Soebahar, MA, pengasuh Pondok Pesantren Shofa Marwa, menyambut kedatangan mereka dengan penuh kehangatan dan antusiasme.
“Kami sangat senang menerima tamu dari Malaysia ini. Ini merupakan pengalaman berharga bagi mereka untuk memahami secara langsung bagaimana pesantren di Indonesia membentuk dan mengembangkan SDM, terutama dalam hal pendidikan dan pembinaan karakter,” ujarnya dengan senyum.
Selama lima hari, mahasiswa UNISZA tersebut tidak hanya sekadar menjadi pengamat, tetapi benar-benar menjalani kehidupan seperti santri pada umumnya.
Mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan rutin pesantren, mulai dari qiyamul lail (shalat malam), shalat berjamaah, makan bersama, hingga mengikuti pengajian dan belajar bersama para santri.
“Mereka terlibat dalam setiap aspek kehidupan santri, dan ini memberikan mereka gambaran nyata tentang bagaimana pendidikan di pesantren berjalan sehari-hari,” jelas Prof. Halim.
Pengasuh pesantren tersebut juga menambahkan bahwa para mahasiswa Malaysia sangat cepat beradaptasi dengan lingkungan pesantren. Interaksi antara mahasiswa UNISZA dan santri pun berjalan dengan lancar, sehingga terjadi pertukaran wawasan yang kaya.
“Santri kami bisa belajar banyak dari mereka, terutama tentang sistem pendidikan dan pengalaman akademik di Malaysia. Ini adalah pertukaran yang sangat berharga bagi kedua belah pihak,” tambahnya.
Tak hanya mahasiswa, kunjungan ini juga didampingi oleh dua dosen pembimbing, yaitu Prof. Dr. Anas bin Mohd Yunus MS dan Dr. Suyatno, M.Si. Kehadiran mereka tidak hanya membantu dalam proses pembelajaran, tetapi juga mempererat hubungan antara institusi pendidikan di kedua negara.
Prof. Halim berharap bahwa program semacam ini akan terus berlanjut di masa depan.
“Kami sangat berharap kolaborasi semacam ini dapat berlangsung secara berkala. Ini bukan hanya tentang pertukaran budaya, tetapi juga pertukaran pengetahuan dan metode pendidikan yang sangat bermanfaat,” katanya optimis.
Ia juga menekankan bahwa kunjungan ini memberi dampak positif bagi santri di Shofa Marwa, karena mereka tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga perspektif baru tentang dunia pendidikan internasional.
“Santri kami menjadi lebih terbuka, mereka belajar langsung dari teman-teman Malaysia ini tentang sistem pendidikan yang berbeda, dan ini tentunya memperkaya wawasan mereka,” ujarnya.
Program nyantri internasional ini menjadi contoh nyata bagaimana pesantren mampu berperan sebagai jembatan antarnegara dalam bidang pendidikan, terutama dalam membentuk generasi yang cerdas dan berakhlak.
Proses demikian tdak hanya memperkuat hubungan antar institusi, tetapi juga membuka pintu bagi lebih banyak kerja sama pendidikan di masa depan.