Peneliti Malaysia Sebut Demokrasi Terancam Di Era Presiden Jokowi

Friday, 9 August 2024 - 20:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Peneliti Malaysia Sebut Demokrasi Terancam Di Era Presiden Jokowi  (ilustrasi:Mashur Imam)

Gambar Peneliti Malaysia Sebut Demokrasi Terancam Di Era Presiden Jokowi (ilustrasi:Mashur Imam)

Frensia.id-  Peneliti asal Universiti Kebangsaan Malaysia tertarik meneliti demokrasi di era pemerintahan presiden Joko Widodo. Mereka melihat ada ancaman serius.

Muhamad MN Nadzri dan Jamaie Hamil, keduanya melakukan penelitian dengan berkolaborasi bersama seorang akademisi dari Indonesia. Hasil penelitiannya telah terbit pada tahun 2024 ini dalam UKM Journal Repository.

Keduanya memandang bahwa kebangkitan demokrasi di Indonesia pada tahun 1998 sebagian besar dipacu oleh dinamika masyarakat. Sebenarnya, ada elit yang masih bertahan.

Meskipun beberapa mantan elit politik yang dulu berkuasa terdampak oleh perubahan politik. Namun beberapa di antaranya, masih bercokol dalam kepemimpinan Presiden Jokowi.

Secara garis besar, keduanya fokus pada penurunan kualitas demokrasi di Indonesia setelah era Reformasi. Kajiannya menyoal perubahan peran elit dalam politik dan ekonomi di era reformasi hingga saat ini.

Menurutnya, pada masa Orde Baru yang dipimpin oleh Suharto, para elit dengan mudah memperluas bisnis mereka karena sistem oligarki yang erat kaitannya dengan kekuasaan politik. Dalam situasi ini, banyak akses dan keuntungan yang besar bagi elit dalam menjalankan usaha mereka tanpa banyak hambatan.

Baca Juga :  Terkait Video Viral Gelontongan Kayu Di Banjir Sumatra! Dirjen Gakkumhut: Wamen Sudah Melakukan Operasi

Tentu berbeda ketika reformasi tiba. Ada dinamika yang melahirkan perubahan besar dalam struktur politik Indonesia, para elit bisnis dan oligarki menghadapi tantangan baru.

Untuk mempertahankan kekuasaannya, mereka harus terlibat lebih dalam di dunia politik. Hal demikian untuk memastikan bahwa kepentingan mereka tetap terjaga.

Mereka tidak bisa hanya mengandalkan hubungan dekat dengan penguasa. Akan tetapi juga harus aktif dalam proses politik.

Salah satu yang harus dilakukan, adalah mendukung partai politik dan calon-calon yang berpotensi melindungi atau bahkan memperluas kepentingan mereka.

Puncak sukses upaya para elit tersebut ini terlihat jelas selama masa pemerintahan Presiden Jokowi. Sebagai seorang pemimpin yang dikenal dengan pendekatan pragmatisnya, Jokowi berusaha untuk menjembatani berbagai kepentingan, baik dari pihak pemerintah, elit politik, maupun bisnis.

Baca Juga :  Purbaya Fenomenal! Sentimen Publik Kebijakannya Diteliti Akademisi Universitas Malikushaleh

Tujuannya, tentu untuk menciptakan kebijakan yang lebih inovatif dan efisien. Mereka berharap dapat mempercepat pembangunan dan memperbaiki tata kelola pemerintahan.

Namun, ironisnya, upaya ini justru mengarah pada penguatan kecenderungan otoritarianisme. Dinamika politik malah tambah terlihat sentralistis.

Jokowi menghadapi tekanan besar dari elit partai dan oligarki yang ingin memastikan kepentingan mereka tetap terjaga. Akibatnya, dinamika politik Indonesia menjadi semakin terkonsentrasi di tangan elit

Kondisi ini tentu sangat memperburuk kelemahan dalam institusi-institusi pemerintahan. Kekuatan eksekutif yang semakin besar menciptakan monarki yang nyata.

Tak ada lagi kontrol kebijakan. Bahkan pembuatan kebijakan semakin tak terbuka dan tak lagi terlihat akuntabel.

Hak-hak warga negara sangat terancam, karena semakin terbatasnya akses terhadap proses pengambilan keputusan dan kontrol terhadap pemerintah. Hal demikian menciptakan lingkungan politik yang semakin tidak sehat

Kekuatan politik dan ekonomi terkonsentrasi di tangan segelintir orang. Sementara, suara rakyat semakin tersisih.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Bupati Fawait Turun Langsung Tinjau Lokasi Perumahan Terendam Banjir
Gus Fawait Minta Organisasi Mitra Pemerintah Tak Hanya Gelar Acara Seremoni
Temui Guru Ngaji, Gus Fawait Pastikan Insentif Guru Ngaji Berjalan Lancar
Pemkab Jember Siapkan Layanan Homecare untuk Tingkatkan Kualitas Kesehatan Para Lansia dan Penyandang Disabilitas
Gus Fawait akan Naikkan Anggaran UHC untuk Perangi AKI-AKB dan Stunting
Pemkab Jember Salurkan Becak Listrik untuk Pengayuh Lansia
Bupati Fawait Optimis Rute Penerbangan Jember-Bali Bisa Jadi Lompatan Besar untuk Daerah
Gus Rivqy Ingin PKPB Hasilkan Kader Militan Penggerak PKB di Daerah

Baca Lainnya

Tuesday, 16 December 2025 - 02:32 WIB

Bupati Fawait Turun Langsung Tinjau Lokasi Perumahan Terendam Banjir

Tuesday, 16 December 2025 - 00:43 WIB

Gus Fawait Minta Organisasi Mitra Pemerintah Tak Hanya Gelar Acara Seremoni

Sunday, 14 December 2025 - 15:36 WIB

Temui Guru Ngaji, Gus Fawait Pastikan Insentif Guru Ngaji Berjalan Lancar

Friday, 12 December 2025 - 22:39 WIB

Pemkab Jember Siapkan Layanan Homecare untuk Tingkatkan Kualitas Kesehatan Para Lansia dan Penyandang Disabilitas

Friday, 12 December 2025 - 22:25 WIB

Gus Fawait akan Naikkan Anggaran UHC untuk Perangi AKI-AKB dan Stunting

TERBARU

Direktur Pengelola Sarana & Prasarana Selaku Pembina Apel Melakukan Pengecekan Pasukan Apel Gelar Pasukan Posko Nataru 2025/2026.  (Foto: Istimewa).

Regionalia

KAI Jember Siapkan 144 Ribu Tiket untuk Libur Nataru, Ada Diskon 30%!

Thursday, 18 Dec 2025 - 15:25 WIB

Kondisi Perumahan di Jember Pasca dilanda Banjir.

Opinia

Ketika Sungai Mengambil Haknya

Wednesday, 17 Dec 2025 - 19:06 WIB