Frensia.id – Penemuan bayi membuat suasana tenang selepas shalat tarawih di Dusun Darungan, Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah, mendadak berubah gempar.
Suara tangisan bayi yang pecah di tengah gelap malam menggugah rasa ingin tahu warga sekitar. Penemuan bayi malang itu menjadi perbincangan hangat warga hingga berhamburan datang ke lokasi. Bahkan, dengan begitu cepat berita penemuan bayi tersebar di media sosial.
Pak Zunaidi, atau akrab disapa Pak Jun, Kepala Dusun Darungan, menjadi sosok pertama yang bertindak ketika mendapat laporan dari warga.
“Baru pulang tarawih, tiba-tiba ada warga melapor kalau ada bayi di pinggir jalan. Awalnya tidak ada yang berani mendekat,” tutur Pak Jun saat ditemui di rumahnya, Gang 15 Dusun Darungan.
Dengan disaksikan warga yang berkerumun, Pak Jun memutuskan untuk mengevakuasi bayi tersebut dan membawanya pulang.
Di rumahnya, istri Pak Jun segera memandikan bayi perempuan mungil itu dan membedongnya dengan hati-hati. “Masih ada ari-arinya waktu ditemukan”, ucap Pak Jun.
“Istri saya kan kader Posyandu, biasanya tahu siapa saja yang sedang hamil atau akan melahirkan di dusun ini. Makanya saya yakin orang tua bayi ini bukan warga sini,” tambahnya.
Berupaya memberikan perawatan medis, Pak Jun mencoba menghubungi Puskesmas Pembantu yang berada di dusun tersebut. Namun, bidan yang bertugas sedang tidak ada di tempat. Akhirnya, ia menghubungi Puskesmas Kemuningsari Kidul. Sekitar pukul 20.00 WIB, petugas medis datang ke rumah Pak Jun, disusul pihak kepolisian dari Polsek Jenggawah.
Pihak kepolisian belum memberikan banyak keterangan terkait penelusuran orang tua bayi tersebut. “Masih dalam proses evakuasi. Kami juga sudah koordinasi dengan tim INAFIS Polres Jember untuk identifikasi lebih lanjut,” ujar Kapolsek Jenggawah, Eko Basuki.
Di lokasi penemuan, polisi menemukan selembar kain seperti kerudung berwarna merah muda yang diduga menjadi selimut bayi malang tersebut. Kain itu kini menjadi salah satu alat bukti dalam penyelidikan.
Setelah pihak kepolisian dan perangkat desa mulai membubarkan diri, warga bersama Pak Jun menjalankan tradisi penguburan ari-ari bayi secara adat.
Ari-ari tersebut dimasukkan ke dalam kendi dan dikubur sesuai kepercayaan setempat, dengan Pak Jun yang mengenakan kerudung, sebagaimana adat untuk bayi perempuan.
Sementara itu, bayi perempuan yang belum diketahui nasib masa depannya itu tetap mendapatkan perawatan intensif dari pihak Puskesmas Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah.