Frensia.id – Presiden Bashar al-Assad menyampaikan pidato penting tentang perlunya mengatasi perjuangan mental dan budaya kekalahan untuk menghadapi kolonialisme dan Zionisme yang berkepanjangan.
Hal ini sebagaimana disampaikan Bashar al-Assad di forum majelis rakyat, Damaskus pada tanggal 25 Agustus 2024.
Dalam pidatonya, al-Assad menggarisbawahi bahwa perjuangan yang dihadapi bangsa Suriah bukan hanya berasal dari luar, melainkan juga dari dalam diri setiap individu.
“Perjuangan kita melawan kolonialisme dan Zionisme akan bertahan lama, namun kunci utamanya adalah perjuangan dalam pikiran kita masing-masing,” ujar Assad.
Ia menambahkan bahwa kekalahan lebih dari sekadar hasil dari konflik, namun juga merupakan budaya dan pola pikir yang telah merasuki masyarakat.
Presiden Assad menyerukan sebuah transformasi mental di kalangan rakyatnya, mencabut akar pemikiran kekalahan yang telah menghambat kemajuan.
“Hanya dengan mencabut kekalahan dari benak kita, kita akan memenangkan pertempuran pembebasan, pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan kemakmuran,” tuturnya pada tanggal 25/08/2024.
Lebih lanjut, Assad mengkritik sikap pasif dalam menghadapi masa lalu dan ketidakmampuan belajar dari sejarah yang telah menyebabkan repetisi kesalahan dan menjerumuskan bangsa ke dalam perangkap yang sama.
Dia mengidentifikasi pengkhianatan, kebodohan, kemerosotan moral, dan pikiran sempit sebagai musuh utama dalam perjuangan ini.
“Perjuangan kita adalah melawan pengkhianatan, kebodohan, kemerosotan moral, dan pikiran sempit,” jelas al-Assad.
Dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal, Assad menegaskan pentingnya menyelaraskan prinsip dengan realitas yang ada untuk menghindari bahaya lebih lanjut dan menghalangi musuh yang berusaha memanfaatkan perpecahan internal Suriah.
“Tantangan tersulit yang kami hadapi dalam beberapa tahun terakhir adalah menyelaraskan prinsip-prinsip kami dengan mengakomodasi realitas tertentu,” ucapnya.
Pidato ini menandai suatu momen penting dalam upaya Suriah untuk membangun kembali dan memperkuat posisinya di kawasan, dengan fokus pada perbaikan dari dalam sebagai langkah pertama menuju pemulihan dan kemajuan nasional.
Demikianlah pidato Presiden Bashar al-Assad, yang jelas menegaskan bahwa jalan menuju kebebasan dan kemakmuran adalah melalui perubahan internal dan penolakan terhadap pengaruh asing yang merusak