Frensia.id – Malam yang seharusnya menjadi panggung keagungan bagi sang raja Eropa berubah menjadi mimpi buruk yang tak termaafkan. Real Madrid, pemilik 15 gelar Liga Champions, dihancurkan tanpa ampun oleh pasukan muda Arsenal di Emirates Stadium, 09/04/2025.
Skor akhir 3-0 tak hanya mengejutkan, tapi nyaris tak masuk akal bagi tim sebesar Los Blancos.
Peluit akhir berbunyi dan Arsenal berdiri gagah. Tak hanya menang—mereka mempermalukan sang juara bertahan. Sebuah penampilan yang penuh gairah, keberanian, dan intensitas tinggi. Real Madrid tampak kelelahan, kewalahan, dan tak berdaya menghadapi permainan progresif nan cepat dari skuad Mikel Arteta.
Declan Rice menjadi monster di lini tengah. Dua gol indahnya dari bola mati di menit 58 dan 70 membelah pertahanan Madrid dan membungkam Thibaut Courtois yang malam itu bekerja keras menahan gempuran bertubi-tubi. Gol ketiga Arsenal lahir hanya lima menit kemudian, lewat kerja sama ciamik antara Lewis-Skelly dan Merino—sebuah sentuhan dingin yang menyelesaikan mimpi buruk Madrid malam itu.
Real Madrid bukannya tanpa peluang. Kylian Mbappe, Vinicius Jr., dan Bellingham sempat membuat Raya bekerja keras di bawah mistar. Namun, penyelesaian yang tumpul dan disiplinnya lini belakang Arsenal membuat Madrid hanya bisa menggigit jari. Bahkan frustrasi mulai meluap ketika Eduardo Camavinga menerima kartu merah di menit akhir, menyempurnakan malam penuh luka Los Blancos.
Sungguh ironi: tim yang telah menaklukkan benua, malam ini dibungkam oleh para “anak baru” yang bermain tanpa rasa takut. Emirates meledak dalam sorakan, sementara Madrid pulang dengan kepala tertunduk, membawa beban tiga gol tanpa balas menuju leg kedua di Bernabeu.
Banyak yang percaya bahwa Real Madrid selalu menemukan cara untuk bangkit. Tapi kali ini? Arsenal menunjukkan bahwa mereka tak hanya siap bersaing—mereka siap menggulingkan tahta.
Jika malam ini adalah awal dari kejatuhan sang raja, maka Arsenal telah menuliskan babak pertama sejarah baru Liga Champions dengan tinta emas dan bara semangat yang menyala-nyala. Bernabeu menanti, tapi luka ini terlalu dalam untuk dilupakan.