Frensia.id – Untuk pertama kalinya, PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) resmi mulai mengirimkan smartphone produksinya ke luar negeri yang diawali dengan ekspor ke Filipina.
Model yang diekspor adalah Galaxy A336, seperti diungkapkan oleh Presiden Samsung Electronics Indonesia, Yoo Jung Young, saat kunjungan ke pabrik Samsung di Cikarang, Bekasi.
Dalam penjelasannya, Yoo Jung Young menyebutkan bahwa dari total produksi sepanjang 2024, sebanyak 77% dialokasikan untuk pasar lokal, sementara lebih dari 20% ditujukan untuk ekspor ke pasar internasional, termasuk Filipina.
Keberhasilan ini menjadi bagian dari total ekspor PT SEIN yang mencapai 1,56 juta unit ke beberapa negara ASEAN pada tahun lalu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, menyoroti kesiapan Samsung dalam memenuhi kenaikan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari 35% menjadi 40%.
“Beberapa produk Samsung telah memenuhi standar ini, sementara lainnya berada di kisaran 37%. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan komponen lokal di industri elektronik nasional,” ujar Setia.
Ia menambahkan bahwa salah satu potensi peningkatan nilai TKDN berasal dari proses PCB Assembly yang menggunakan mesin Surface Mount Technology (SMT), memberikan kontribusi sebesar 8% pada aspek manufaktur.
Industri elektronika terus menunjukkan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur dalam negeri.
Pada Triwulan III 2024, sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,29%, didukung oleh ekspor produk elektronik yang mencapai USD 10,07 miliar hingga triwulan tersebut.
Ekspor ini didominasi oleh peralatan telekomunikasi, elektronik rumah tangga, peralatan listrik, dan komponen, dengan kontribusi khusus dari produk handphone, komputer genggam, dan tablet (HKT) sebesar USD 277 juta sepanjang tahun 2024.
Setia Diarta memberikan apresiasi kepada PT SEIN atas keberhasilannya memasuki pasar internasional.
“Kami menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada PT Samsung Electronics Indonesia yang telah mengirimkan produk smartphone ke Filipina. Ini merupakan bagian dari ekspor total sebesar 1,56 juta unit. Kami mendorong PT SEIN untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi tinggi untuk membangun industri dalam negeri,” tuturnya.
Kunjungan Dirjen ILMATE ke PT SEIN di Cikarang menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dan industri.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global serta mempercepat transformasi menuju ekonomi berbasis industri berkelanjutan.
Selain itu, pemerintah optimis kebijakan peningkatan TKDN dapat memperkuat struktur industri nasional.
“Kami yakin kenaikan threshold TKDN menjadi 40% akan berdampak positif bagi pengembangan industri HKT, dan kami harap PT Samsung Electronics Indonesia dapat mendukung implementasi kebijakan ini,” pungkas Setia.
Keberhasilan PT SEIN dalam menembus pasar internasional sekaligus mendukung kebijakan TKDN menandai langkah penting dalam pengembangan industri elektronika Indonesia, yang semakin kompetitif di pasar global.