Frensia.Id- Aliran Fsiokratisme merupakan salah satu mazhab dalam sejarah panjang pemikiran ekonomi. Lalu bagaimana awal mulanya, perkembangan dan siapa pencetusnya?
Fisiokratisme adalah paham yang menjadi antitesa dari paham sebelumnya yakni Merkantilisme. Merkantilisme merupakan paham yang beranggapan bahwa negara dianggap dikdaya jika memiliki banyak emas dan perak.
Perdagangan antar negara menjadi gagasan besarnya. Penganut paham ini meyakini bahwa dengan melakukan ekspor akan dapat memperbanyak keuntungan bagi negara.
Konon, mereka melakukan perdagangan sampai ke Hindia-Belanda yang saat ini menjadi Indonesia. Negara yang saat itu menganut paham Merkantilisme ialah Portugis, Inggris dan Belanda.
Bisa dilihat dalam sejarah negara Indonesia bahwa negara-negara tersebut pernah menjajah Nusantara.
Tak heran jika Merkantilisme dianggap oleh beberapa pemikir sebagai cikal bakal Imperialisme-Kolonialisme.
Fisiokratisme hadir sebagai paham baru yang memiliki gagasan berbeda dengan Merkantilisme.
Mazhab Fisiokrat muncul pertama kali di Prancis
menjelang berakhirnya zaman merkantilis yang
diawali tahun 1756.
Bagi Fisiokratisme, kesejahteraan masyarakat bisa dicapai jika sumber daya manusianya memiliki kualitas untuk mengelola sumber daya alam.
Paham Fisiokrat juga menganggap jika manusia diberikan kebebasan untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing, maka semua pihak akan senang dan bahagia.
Secara harfiah berarti supremasi alam. Pemerintah tidak perlu ikut campur, biarkan alam yang akan mengatur.
Inilah yang menjadi doktrin Let Do, Let Pass yang kemudian dikembangkan oleh Adam Smith pada era berikutnya.
Tokohnya adalah Francois Quesnay, seorang dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi dokter pribadi Raja Louis XV.
Di samping profesinya sebagai dokter, ia seorang ahli ekonomi yang menulis artikelnya ilmu ekonomi dalam Grande Encyclopedie.
Quesnay mengecam kebijaksanaan ekonomi Colbert, dengan mengatakan bahwa seorang menteri tidaklah pantas mengeluarkan kebijaksanaan hanya didorong oleh kecemburuan terhadap keberhasilan perdagangan Belanda dan keindahan industri barang-barang mewah.
Hal ini hanya akan menjebloskan negara Prancis dalam kebodohan yang amat dalam, dimana rakyat hanya bisa bicara mengenai “dagang” dan “uang”.
Jika kaum merkantilis menganggap sumber kekayaan
suatu negara adalah perdagangan luar negeri.
Berbeda dengan itu, fisiokratisme menganggap
bahwa sumber kekayaan yang senayata-nyatanya
adalah sumber daya alam.