Frensia.id – Keberlangsungan bisnis kuliner selalu menjadi tantangan, terutama dalam menghadapi persaingan ketat di era digital. Namun, Mie Nyonyor, yang berlokasi di Rest Area Jubung, Jember, berhasil membuktikan ketahanannya sejak berdiri sekitar pada 2014.
Penelitian Indah Rohmatillah, lulusan Universitas Islam Jember tahun 2019, mengungkap strategi yang diterapkan oleh pemilik usaha, Ismail Waskito, sehingga kafe ini tetap bertahan dan terus menarik pelanggan hingga kini.
Dalam risetnya, Indah menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus dan penelitian lapangan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara dengan pemilik dan pelanggan, serta dokumentasi operasional kafe.
Hasilnya, ditemukan tiga strategi utama yang menjadi kunci keberhasilan Mie Nyonyor, yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi, dan strategi kompetitif.
Strategi keunggulan biaya dilakukan dengan menjaga harga tetap kompetitif tanpa mengorbankan kualitas. Hal ini dimungkinkan dengan efisiensi operasional dan pemilihan bahan baku yang berkualitas namun tetap terjangkau.
Sementara itu, strategi diferensiasi diterapkan melalui keunikan rasa pedas khas Mie Nyonyor yang sulit ditemukan di tempat lain. Tidak hanya soal rasa, diferensiasi juga tampak pada cara penyajian yang menarik serta suasana kafe yang nyaman bagi pelanggan dari berbagai kalangan.
Adapun strategi kompetitif diwujudkan dalam berbagai langkah inovatif untuk tetap relevan di pasar. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan layanan ojek online, sehingga pelanggan dapat menikmati hidangan tanpa harus datang langsung ke kafe.
Selain itu, kafe ini juga kerap memberikan promo menarik, seperti diskon atau paket hemat, guna meningkatkan loyalitas pelanggan.
Tak hanya strategi pemasaran, penelitian ini juga mengidentifikasi faktor pendukung yang membantu Mie Nyonyor mempertahankan eksistensinya.
Beberapa di antaranya adalah konsistensi dalam cita rasa, peningkatan kualitas layanan, serta fasilitas gratis seperti WiFi yang membuat pelanggan betah berlama-lama.
Selain itu, jam operasional yang fleksibel juga menjadi keunggulan tersendiri, terutama bagi pelanggan yang mencari tempat makan pada malam hari.
Namun, tentu ada tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan bisnis ini. Salah satu kendala utama adalah fluktuasi harga bahan baku, yang dapat mempengaruhi margin keuntungan.
Selain itu, ketergantungan pada chef tertentu juga menjadi tantangan tersendiri, terutama jika chef tersebut berhalangan hadir.
Musim liburan akademik juga berdampak pada jumlah pelanggan, mengingat mahasiswa dan pelajar merupakan salah satu segmen utama kafe ini.
Melalui berbagai strategi yang diterapkan, Mie Nyonyor membuktikan bahwa keberlanjutan bisnis kuliner tidak hanya bergantung pada kualitas produk, tetapi juga inovasi dan adaptasi terhadap perubahan pasar.