Frensia.id – Jawa Timur tidak hanya punya Gandrung Sewu khas Banyuwangi, namun juga Tari Topeng Kaliwungu yang berasal dari Kabupaten Lumajang.
Awal munculnya kesenian tari tradisional ini tidak lain karena pengaruh kebudayaan Madura yang mulai masuk di Lumajang pada tahun 1940-an. Tepatnya saat mulai banyak masyarakat Madura berimigrasi ke Lumajang.
Beberapa tokoh lokal juga beragnggapan bahwa tarian ini merupakan hasil perkawinan antara dua kebudayaan, yakni budaya Jawa dan budaya Madura alias Pandhalungan.
Tari Topeng Kaliwungu ini dilakukan oleh satu orang alias tari tunggal, dengan perlengkapan properti berupa topeng.
Gerakan khas dari tari ini pun disebut dengan cakilan, yang biasanya menjadi ciri seni tari asal Mataraman.
Penampilan yang ekspresif dengan gerakan patah-patah khas gerakan cakilan ini membuat tarian ini tidak bisa dimainkan sembarang orang. Butuh waktu dan konsistensi untuk melatihnya hingga sempurna.
Unsur filosofis dari tarian ini menyuguhkan makna bahwa terdapat kelembutan dalam hati setiap manusia.
Tari demikian juga mengandung sejarah tentang Bupati Sumenep asal Majapahit yang menempuh perjalanan hingga Kabupaten Lumajang.
Tari Topeng Kaliwungu hingga hari ini masih banyak ditampilkan dibeberapa acara lokal seperti karnaval, pesta pernikahan, khitanan, upacara adat, hingga pernah diundang untuk acara nasional. (*)