Frensia.id – Sebuah video pendek yang memperlihatkan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, KH. Zuhri Zaini, tengah menyampaikan sambutan di hadapan para santri dan tamu undangan di Wisuda Ma’had Aly Nurul Jadid, viral di media sosial,25/02.
Bukan karena konten kontroversial, melainkan karena candaan sederhana yang sarat makna dan menunjukkan sikap tawadhu’ beliau dalam menanggapi titel akademiknya.
Dalam video yang dibagikan akun TikTok @alirdh029, KH. Zuhri menyampaikan sesuatu yang mencuri perhatian: keikhlasan dan kerendahan hati seorang ulama besar saat berbicara tentang gelar pendidikannya.
Di hadapan para hadirin yang terdiri dari kalangan akademisi dan tokoh-tokoh berpendidikan tinggi, ia mengaku “minder” karena hanya bergelar BA (Bachelor of Arts), sementara yang lain sudah bergelar doktor dan master.
“Saya berdiri di sini, sekalipun disebut pengasuh. Ini minder juga saya. Karena yang lain dokter, master, saya masih BA,” ujar beliau, disambut tawa hangat para hadirin.
Tak berhenti sampai di situ, KH. Zuhri melanjutkan dengan gaya khasnya yang bersahaja namun penuh makna.
“BA ini kan Bahasa Indonesianya belum apa-apa, tapi sekarang tidak ada lagi BA itu. Karena itu sekalipun masih rendah, tapi itu barang antik. Jadi BA itu singkatan dari ‘barang antik’. Karena itu mahal juga,” lanjutnya, membuat ruangan riuh oleh tawa dan tepuk tangan.
Candaan ringan tersebut bukan hanya menghangatkan suasana, tapi juga menyimpan pesan mendalam. Bahwa dalam dunia pendidikan dan keilmuan, nilai seseorang tidak semata-mata diukur dari titel akademik, tetapi dari akhlak, kontribusi, dan ketulusan dalam mengabdi.
KH. Zuhri Zaini sendiri dikenal sebagai ulama kharismatik yang sederhana namun berwawasan luas. Kiprahnya dalam mengasuh dan membimbing ribuan santri di Pesantren Nurul Jadid telah memberi dampak besar bagi pendidikan Islam di Indonesia.
Netizen pun ramai memenuhi kolom komentar dengan pujian dan doa. Salah satunya dari akun @iin_27655 yang menuliskan, “Semoga sehat selalu Amien.”
Komentar tersebut mencerminkan rasa hormat dan cinta masyarakat terhadap sosok KH. Zuhri yang tawadhu’ namun sarat makna
Penulis : Mashur Imam