Frensia.id- Technopreneurship, sebagai bentuk kewirausahaan yang berfokus pada pemanfaatan teknologi, memegang peranan krusial dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam Perguruan tinggi, pengetahuan tentang hal demikian, jika diajarkan memiliki potensi untuk mengurangi tingkat pengangguran intelektual di kalangan lulusan pendidikan tinggi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa technopreneurship dapat memotivasi mahasiswa dan membentuk karakter serta pola pikir yang mendukung pilihan karir mereka pasca lulus.
Salah satu penelitian yang secara rinci fokus pada technopreneurship yang di perguruan Tinggi adalah karya Nur Rafiana, seorang akademisi dari PT Zona Media Indonesia. Judulnya, “Technopreneurship Strategy to Grow Entrepreneurship Career Options for Students in Higher Education” dan terbit dalam ADI Journal on Recent Innovation (AJRI) pada tahun 2024.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk memberikan literatur yang lebih komprehensif tentang technopreneurship, Penulisnya melakukan analisis 28 artikel jurnal. Artikel-artikel tersebut kemudian dirangkum dalam sebuah tabel kategorisasi yang mencakup nama artikel, tujuan penelitian, temuan, dan rekomendasi.
Pembahasan berangkat dari permasalahan utama yang diungkap, yaitu kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan technopreneurship yang dihadapi oleh mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Untuk mengatasi kesenjangan demikian, baginya, diperlukan langkah-langkah strategis dari perguruan tinggi.
Perguruan tinggi diharapkan mampu memastikan bahwa technopreneurship menjadi minat dan pilihan karir yang menarik bagi seluruh mahasiswa. Sebab, sangat dibutuhkan dalam perkembangan global saat ini.
Kesimpulan dari peneltiian penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pendidikan kewirausahaan dan pembelajaran technopreneurial. Jadi, Integrasi inkubator bisnis ke dalam kurikulum perguruan tinggi menjadi salah satu solusi yang efektif untuk membentuk karakter dan pola pikir mahasiswa. Keduanya tampak sangat penting untuk memulai karir sebagai technopreneur.