The New Santri, Karya Penting Untuk Membangun Refleksi Hari Santri Era Modern

Tuesday, 22 October 2024 - 10:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar The New Santri, Karya Penting Untuk Membangun Refleksi Hari Santri Era Modern (sumber: Grafif/Frensia)

Gambar The New Santri, Karya Penting Untuk Membangun Refleksi Hari Santri Era Modern (sumber: Grafif/Frensia)

Frensia.id- The New Santri: Challenges to Traditional Religious Authority in Indonesia adalah buku yang berani, tajam, dan menantang status quo. Disunting oleh Norshahril Saat dan Ahmad Najib Burhani, karya ini menggali dinamika pergeseran otoritas keagamaan di Indonesia yang terjadi di tengah arus modernitas.

Esai-esai dalam buku ini tidak hanya menyajikan potret perubahan, tetapi juga menggelitik pembaca untuk memikirkan ulang posisi dan legitimasi otoritas agama tradisional seperti kiai di era demokrasi digital.

Buku ini berfokus pada fenomena santri—kelompok pelajar agama di pesantren—yang kini berada dalam fase transisi. Santri yang dulu dikenal sebagai penjaga tradisi dan pengikut setia kiai, kini menjadi agen perubahan yang kritis terhadap warisan keagamaan mereka sendiri. Mereka menantang bukan hanya tradisi, tetapi juga struktur otoritas yang selama ini dianggap tak tergoyahkan.

Dalam konteks ini, buku yang terbit tahun 2020 ini, mempertanyakan: apakah otoritas tradisional dapat bertahan, atau justru tersingkir oleh santri generasi baru yang lebih dinamis, terhubung dengan teknologi, dan siap menggoyang pakem lama?

Baca Juga :  Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah

Ahmad Syafi’i Maarif, seorang intelektual terkemuka, secara kritis membandingkan dampak teknologi informasi saat ini dengan revolusi Gutenberg yang mengguncang dunia Kristen pada abad ke-15. Menurutnya, media sosial seperti Facebook, YouTube, dan Twitter telah mendesentralisasi otoritas agama. Kini, para penceramah baru, ustaz selebriti, dan santri “berjejaring” muncul dari berbagai platform digital, menantang kiai dan ulama yang selama ini menjadi pilar utama otoritas agama di Indonesia.

Menurutnya, buku ini memberikan perspektif yang sangat menarik: era di mana kiai memegang kendali mutlak mungkin telah berlalu, dan kini otoritas agama ada di tangan santri dan tokoh baru yang lebih responsif terhadap modernitas.

Lebih jauh lagi, Haedar Nashir, Ketua Umum Muhammadiyah, menegaskan bahwa buku ini penting dalam membongkar anggapan bahwa Islam di Indonesia memiliki kepemimpinan yang seragam.

Baca Juga :  Cita Rasa Khas Kopi Lereng Gunung Raung, Petani Jember Harap Perhatian Pemerintah

Sebaliknya, ia menggarisbawahi bahwa kepemimpinan Islam di Indonesia sangat beragam, kompleks, dan tidak lagi bisa dikelompokkan dalam kategori sederhana seperti “santri” dan “abangan,” sebuah dikotomi yang telah ketinggalan zaman.

Bahakan Nadirsyah Hosen dari Universitas Monash menilai buku ini sebagai evaluasi mendalam atas bagaimana otoritas agama sedang berubah di era reformasi politik dan demokrasi.

The New Santri bukan sekadar buku, ini adalah tantangan intelektual dan kaum santri sendiri, bagi siapa pun yang percaya bahwa otoritas agama di Indonesia bersifat statis. Buku ini menjadi bacaan penting bagi mereka yang ingin memahami pergeseran kekuasaan religius di negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Generasi baru santri sedang mendobrak batas-batas lama dan mengambil alih narasi otoritas keagamaan—siap atau tidak, mereka adalah wajah masa depan Islam di Indonesia.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

IPM 2025: Situbondo Salip Jember, Torehan Prestasi di Bawah Kepemimpinan Mas Rio
Penjelasan Pertamina Soal Antrean Panjang Biosolar di SPBU Jember
Cita Rasa Khas Kopi Lereng Gunung Raung, Petani Jember Harap Perhatian Pemerintah
Menarik! Dialog Lintas Agama UIN KHAS Jember Rekomendasikan Pengembangan Listrik Tenaga Sampah
Bedah Buku Dibanjiri Ratusan Ummat Antar Agama, UIN KHAS Siapkan Rekomendasi Penguatan Moderasi Eco-Theology
Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo
Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik
Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah

Baca Lainnya

Saturday, 8 November 2025 - 18:48 WIB

IPM 2025: Situbondo Salip Jember, Torehan Prestasi di Bawah Kepemimpinan Mas Rio

Friday, 7 November 2025 - 13:33 WIB

Cita Rasa Khas Kopi Lereng Gunung Raung, Petani Jember Harap Perhatian Pemerintah

Wednesday, 29 October 2025 - 17:21 WIB

Menarik! Dialog Lintas Agama UIN KHAS Jember Rekomendasikan Pengembangan Listrik Tenaga Sampah

Wednesday, 29 October 2025 - 12:13 WIB

Bedah Buku Dibanjiri Ratusan Ummat Antar Agama, UIN KHAS Siapkan Rekomendasi Penguatan Moderasi Eco-Theology

Saturday, 11 October 2025 - 19:55 WIB

Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo

TERBARU

Polisi saat mengamankan prean yang diduga buat onar. (Sumber foto: istimewa)

Criminalia

Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar

Wednesday, 12 Nov 2025 - 14:59 WIB

Mohammad HarisTaufiqur Rahman, S.H., M.H.
(Akademisi Fakultas Hukum Universitas Bondowoso & Reviewers Jurnal Iqtishaduna UIN Alauddin Makasar)

Opinia

Menyemai Semangat Pahlawan di Tanah Tani Nusantara

Monday, 10 Nov 2025 - 14:38 WIB