Tingkat Toleransi 3 Perguruan Silat Rendah, Pagar Nusa Tertinggi

Kamis, 25 Juli 2024 - 08:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Tingkat Toleransi 3 Perguruan Silat Rendah, Pagar Nusa Tertinggi (Sumber: Ilustrasi/Frensia)

Gambar Tingkat Toleransi 3 Perguruan Silat Rendah, Pagar Nusa Tertinggi (Sumber: Ilustrasi/Frensia)

Frensia.id- Tingkat toleransi perguruan silat, mayoritas rendah. Sebuah penelitian telah mengukur 3 perguruan silat dan hasilnya Pagar Nusa Tertinggi.

Perguruan silat beberapa tahun terakhir menjadi perbincangan di banyak media. Bukan karena prestasinya banyak dari mereka terlibat konflik di masyarakat.

Bahkan tercatat telah merugikan banyak pihak dan dipandang negatif oleh masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan usaha serius untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antar kelompok perguruan pencak silat.

Salah satu yang dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menguatkan nilai toleransi dalam setiap perguruan silat. Nilai tersebut dapat melemahkan egoisitas dan emosional dalam merespons tindakan orang lain.  

Konflik masyarakat terjadi saat nilai-nilai toleransi melemah. Begitupun dalam perguruan silat. Semakin rendah nilai-nilai toleransi, akan berpotensi melahirkan terjadinya konflik.

Baca Juga :  Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Karena itu, Siti Hamidah, lulusan Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim Malang, fokus menganalisis tingkat toleransi beberapa perguruan silat yang cukup terkenal di Indonesia. Ada tiga perguruan yang ditelitinya, yakni Persaudaraan Setia Hati Terate, Kera Sakti dan Pagar Nusa.

Hasil temuannya terbit pada tahun 2015 silam. Juga telah tersedia di repository universitasnya.

Ia melakukan kajian kuantitatif dengan SPSS. Yang digunakan adalah uji F dengan Anova.

Hasilnya mencengangkan, ternyata ketiga perguruan silat memiliki nilai toleransi yang lemah. Namun nilainya cukup berbeda.

Berdasarkan analisis, nilai Fnya menunjukkan 10.067 dan p = 0.01. Secara jelas dan signifikan ada perbedaan tingkat toleransi pada ketiganya. Hasilnya Mean hipotetiknya menunjukkan tingkat toleransinya renda rendah.

Sedangkan hasil analisis Post Hoc menunjukkan Pagar Nusa memiliki Mean = 61.92, PSHT = 53, dan Kera Sakti= 49.76. Dari data ini, walaupun sama-sama rendah, Pagar Nusa ternyata memiliki nilai tingkat yang lumayan tinggi dari yang lain.

Baca Juga :  Empat Guru Besar Baru Dikukuhkan, Rektor UIN KHAS Jember Tekankan Peran Qowiyyul Amin

PSHT memiliki tingkat toleransi yang lebih rendah dibanding Pagar Nusa. Namun ternyata lebih tinggi dari angka toleransi perguruan silat Kera Sakti yang memiliki nilai paling rendah.

Rendahnya hasil analisis tingkat toleransi demikian, menurut Hamidah karena dipengaruhi beberapa faktor. Bisa saja karena lingkungan perguruan, pelatih yang memilih masalah pribadi dan juga rendahnya peran pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut tidak sepenuhnya maksimal.

Disamping itu, dari hasil penelitiannya, Siti Hamidah memberi beberapa saran. Salah satunya, pada setiap perguruan silat hendaknya menjaga namanya dan menyadari bahwa kelompoknya dibentuk bukan untuk memecah belah masyarakat. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural
Rektor UIN KHAS Baca Trilogi Ikrar Moderasi Beragama, Begini Isinya!

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Senin, 18 Agustus 2025 - 16:49 WIB

WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB