FRENSIA.ID– Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kabupaten Jember secara resmi melabeli tayangan stasiun televisi Trans7 yang menayangkan siaran yang “sesat”. Pernyataan keras ini diikuti dengan langkah konkret berupa somasi atau peringatan hukum serta keluarnya instruksi bagi seluruh kader untuk melakukan boikot, 14/10.
Langkah tegas ini diambil sebagai buntut dari beredarnya sebuah tayangan yang dinilai tidak hanya menyesatkan dan tidak mendidik, tetapi juga secara terang-terangan melanggar kode etik jurnalistik. Di tengah memanasnya situasi, warganet turut menyerbu stasiun televisi tersebut dengan menyebarkan tagar #BoikotTrans7 di berbagai platform media sosial.
Ketua GP Ansor Jember, Izzul Aslah, membenarkan bahwa pihaknya telah mengambil sikap. “GP Ansor Jember mengeluarkan somasi dan menyatakan akan memberikan peringatan hukum kepada pihak Trans7. Langkah ini diambil menyusul beredarnya tayangan siaran yang dinilai menyesatkan,” ujarnya.
Menurut Izzul, puncak kemarahan pihaknya dipicu oleh narasi dalam tayangan tersebut yang dianggap sangat tidak pantas dan melecehkan martabat ulama, khususnya menyasar seorang kiai sepuh dari Pondok Pesantren Lirboyo.
“Narasi dalam tayangan itu sangat tidak beradab, menyesatkan, dan cenderung melecehkan,” tegas Izzul. Ia mengkritik keras tim redaksi Trans7 yang gagal melakukan konfirmasi kepada pihak yang namanya dicatut, sebuah langkah fundamental dalam jurnalisme yang bertanggung jawab.
GP Ansor Jember menilai, pemberitaan semacam ini berbahaya karena membentuk narasi negatif terhadap tokoh agama. “Jangan sampai terkesan seolah-olah Kiai ingin dihargai atau ingin mendapatkan kekayaan dari ummatnya. Ini bentuk pemberitaan yang tidak proporsional,” tambahnya.
Menyikapi hal ini, GP Ansor Jember telah mengeluarkan dua instruksi penting:
- Kajian Hukum: Menginstruksikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor Jember untuk membuat kajian hukum sebagai dasar dalam menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil.
- Instruksi Boikot: Menginstruksikan kepada seluruh kader dan anggota GP Ansor Jember untuk memboikot Trans7 sebagai bentuk protes atas tayangan tersebut.
Izzul Aslah menegaskan, meskipun pihaknya mendukung kebebasan pers, kebebasan tersebut tidak boleh absolut dan harus disertai etika serta tanggung jawab.
“Kyai dan pondok pesantren adalah bagian penting dari sejarah Indonesia, tidak pantas dijadikan bahan olok-olok dalam tayangan televisi,” pungkasnya.