4 Ornamen Rumah Tradisional Suku Madura, Hasil Akulturasi

Jumat, 19 Juli 2024 - 15:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: 4 Ornamen Rumah Tradisional Suku Madura, Hasil Akulturasi (Sumber: Istimewa)

Ilustrasi: 4 Ornamen Rumah Tradisional Suku Madura, Hasil Akulturasi (Sumber: Istimewa)

Frensia.id- 4 ornamen khas yang sering ada pada rumah tradisional sering lahir dari proses akulturasi yang panjang. Begitupun rumah klasik suku Madura, terdapat ornamen unik hasil akulturasi budaya ragam suku.

Ornamen adalah suatu hiasan khas yang dibuat secara khusus menjadi bentuk dalam sebuah karya seni, umum didasarkan pada alam raya. Lumrahnya, sebuah bangunan tradisional memiliki ornamen beragam dan mengindikasikan adanya aturan, norma, serta pola yang telah digariskan dan menjadi kesepakatan bersama.

Bahkan sebagai produk budaya, bentuknya dapat diwariskan secara turun-temurun. Ini juga yang tentu ada pada ornamen rumah, tinggal tempat tinggal tradisional suku Madura.

Ornamen tersebut tentu tidak lepas dari adanya akulturasi kebudayaan antar suku yang menetap di Madura. Salah satunya, bisa dianggap mencerminkan perpaduan berbagai pengaruh budaya, baik lokal maupun dari luar. Misalnya, hiasan pada pintu, jendela, dan atap rumah sering kali menunjukkan motif-motif yang berasal dari alam, seperti tumbuhan dan hewan, yang kemudian disesuaikan dengan estetika dan nilai-nilai budaya setempat.

Sejumlah akademisi dari UPN Vetaran Jawa Timur, begitu untuk mengkaji hal tersebut. Mereka adalah Dyan Agustin, Nur Rahmatul Lailiyah, Mu’ammar Fadhil dan M.Ferdiyan Arya.

Penelitian yang telah diterbitkan dalam NALARs pada tahun 2020 kemarin, mendasari asumsi bahwa ornamen dalam arsitektur rumah Madura juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Setiap motif dan bentuk hiasan tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga mengandung pesan-pesan filosofis dan kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat Madura.

Baca Juga :  Sapa Warga Jember, Legislator Gus Rivqy Pastikan Bantuan PIP Tanpa Potongan

Setidaknya ada 4 ornamen yang ditemukan, saat mereka melakukan analisis pada sejumlah rumah tradisional Suku Madura.

Ornamen Motif Flora

Motif flora dapat disebut juga motif organik. Biasanya ditempatkan pada dinding gejug dan di atas pintu, yang berfungsi sebagai ventilasi udara. Konsep rumah tinggal Madura, terutama pemukiman Tanean Lanjhang, menggunakan konsep ruang tertutup, sehingga ventilasi udara menjadi penting.

Motif ukiran ini sering dilengkapi dengan warna khas Madura yaitu hijau, kuning, dan merah, atau gabungan antara ketiganya. Warna-warna tersebut memiliki makna simbolis, melambangkan kekuatan dan kejujuran. Motif flora atau organik yang digunakan dalam ukiran pada rumah Madura tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga memainkan peran praktis dalam sirkulasi udara di dalam rumah.

Salah satu bentuk ornamennya adalah motif tumbuhan salur (okel). Dari bentuk pahatannya, yang berupa garis-garis berbeda yang khas dibanding dengan motif Jepara.

Ornamen Motif Fauna

Motif fauna dalam arsitektur rumah Madura didominasi oleh hasil akulturasi budaya antara Madura dengan Cina. Motif ini tidak begitu banyak digunakan, tetapi biasanya dapat ditemukan pada bubungan atap serta pada kusen pintu atau jendela.

Akulturasi budaya antara Madura dan Cina membawa pengaruh pada penggunaan motif fauna dalam dekorasi rumah tradisional. Motif-motif ini sering kali menggabungkan elemen-elemen dari kedua budaya, menciptakan desain yang unik dan kaya akan simbolisme.

Baca Juga :  Komisi C DPRD Jember Pastikan Kesiapan Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Beberapa bentuknya mangadopsi ragam bentuk mitos hewan-hewan di Cina. Beberapa di antaranya, motif ular, naga, dan burung Pheonix.

Ornamen Motif Swastika

Motif ini diindikasikan merupakan perpaduan budaya Jawa Hindu yang diadopsi oleh masyarakat Madura. Namun, penggunaan motif ini tidaklah begitu menonjol karena lebih sering digunakan sebagai tepian ukiran motif okel.

Motif swastika, yang juga dikenal sebagai motif geometris, memiliki bentuk garis yang tegas dan cenderung berulang. Melalui simbolisasinya memberikan sentuhan estetis yang khas pada ukiran-ukiran tradisional Madura.

Meskipun tidak menjadi elemen utama dalam hiasan, motif ini sering ditemukan sebagai pelengkap pada tepi ukiran, memberikan kesan harmoni dan keseimbangan dalam desain keseluruhan. Salah satu contohnya ada di daun pintu kraton Sumenep.

Ornamen Motif Campuran

Disebut motif campuran, karena terdiri dari berbagai motif ornamen yang disebutkan sebelumnya. Jadi dalam satu ornamen ada banyak ragam motif. 

Misalnya, ornemen motif flora yang dicampur dengan swastika. Hasilnya terkesan seperti akulturasi kebudayaan dari Cina, Jawa Hindu, dan Madura.

Begitu pun pada motif flora yang digabungkan dengan fauna. Terkesan hasil perpaduan budaya Madura dan Cina.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rapat Paripurna Pemkab dan DPRD Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB
Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M
Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura
Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda
Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Baca Lainnya

Kamis, 21 Agustus 2025 - 05:52 WIB

Rapat Paripurna Pemkab dan DPRD Banyuwangi Pastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB

Rabu, 20 Agustus 2025 - 22:25 WIB

Kejari Periksa Wakil Ketua DPRD Jember Dugaan Kasus Korupsi Sosperda Rp 5,6 M

Rabu, 20 Agustus 2025 - 05:32 WIB

Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura

Selasa, 19 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:58 WIB

Harjabo 206: Jalanan Bondowoso Disulap Jadi Panggung Budaya Pelajar

TERBARU

ilustrasi Gedung MK yang tampak retak, menggambarkan rapuhnya independensi lembaga penjaga konstitusi di tengah tekanan politik.

Opinia

“Jangan Menghantam DPR”: Retaknya Independensi MK

Jumat, 22 Agu 2025 - 10:40 WIB