Frensia.id- Rokok Sehat Tentram, disebut-sebut sebagai produk yang penjualannya didukung oleh pengaruh Mursyid Thoriqoh. Artinya, masyarakat banyak membeli rokok tersebut karena didukung oleh tokoh agama.
Pemasaran rokok Sehat Tentram ternyata memakai jaringan jama’ah Thoriqoh. Hal demikian yang mendorong Ethis Kartika Sari, seorang akademisi dari Universitas Airlangga, tertarik menelitinya.
Riset yang telah diterbitkan dalam repository kampusnya pada tahun 2018 silam, fokus mengkaji fenomena rokok Sehat Tentrem yang diproduksi oleh Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID), sebuah organisasi besar di bawah naungan Thoriqoh Shiddiqiyyah.
Di tengah peningkatan kesadaran akan bahaya kesehatan yang terkait dengan rokok, kemunculan Sehat Tentrem menarik perhatian sebagai produk yang menawarkan perspektif baru. Dengan latar belakang maraknya penolakan terhadap rokok dan upaya masyarakat untuk mengurangi konsumsi tembakau, produk ini mencoba menggeser paradigma yang ada dengan pendekatan yang berbeda.
Ethis Kartika Sari melakukan penelitian untuk menganalisis fenomena Sehat Tentrem berkembang dan berusaha mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap rokok yang dianggap tidak sehat.
Ia berusaha mengeksplorasi berbagai aspek yang berkontribusi terhadap keberhasilan pemasaran rokok tersebut dalam pasar yang semakin sadar akan kesehatan. Bahkan ia juga mengungkap faktor-faktor yang mendasari keputusan OPSHID dalam memproduksi rokok ini dan dihubungkan dengan ajaran tarekat Thoriqoh Shiddiqiyyah.
Hasil penelitiannya mengungkap bahwa rokok Sehat Tentrem dalam konteks Thoriqoh Shiddiqiyyah. Menurutnya, keberadaan rokok ini tidak terlepas dari pengaruh besar dari mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah sendiri.
Sang Mursyid memandu dan mempengaruhi praktik serta produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana otoritas spiritual dapat membentuk produk yang diciptakan oleh komunitasnya.
Selain itu, rokok Sehat Tentrem memiliki hubungan erat dengan narasi “Hubbul Wathon Minal Iman“. Narasi tersebut dijadikan ajaran untuk menanamkan rasa cinta tanah air.
Hal demikian mencerminkan usaha untuk mengintegrasikan nilai spiritual dengan semangat nasionalisme dalam produk ini.
Bahkan, uniknya lagi, Desain kemasan rokok yang mencantumkan gambar bendera Indonesia dan slogan “Untuk Indonesia Raya”. Desain ini dianggap sebagai komitmen Shiddiqiyyah terhadap nasionalisme.
Hebatnya lagi, hasil penjualan rokok, organisasi ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial seperti sodaqoh, santunan, pembangunan rumah layak huni, serta penyediaan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil. Jadi penjualan rokok ini, juga juga berfungsi sebagai alat untuk memperkuat kepatuhan terhadap ajaran mursyid di kalangan anggota Thoriqoh Shiddiqiyyah.
Lebih jauh lagi, produk ini berperan dalam menjaga dan mempromosikan nasionalisme di tengah masyarakat, yang kini mulai memudar. (*)