Frensia Institute: Harga Cabai Fluktuasinya Tinggi, Ada Indikasi Masalah di Sektor Distribusi

Minggu, 19 Januari 2025 - 15:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Frensia Institute: Harga Cabai Fluktuasinya Tinggi, Ada Indikasi Masalah di Sektor Distribusi (Sumber: Canva Grafis)

Gambar Frensia Institute: Harga Cabai Fluktuasinya Tinggi, Ada Indikasi Masalah di Sektor Distribusi (Sumber: Canva Grafis)

Frensia.id – Lonjakan harga cabai kembali menjadi perbincangan hangat. Frensia Institute, lembaga riset yang menyoroti isu pangan, memaparkan hasil kajian terbaru terkait anomali harga cabai yang terjadi sejak awal Januari 2025.

Dalam analisis mereka, ditemukan pola fluktuasi harga yang janggal antara tingkat produsen dan konsumen.

Peneliti Frensia Institute, Gita Pamuji, membeberkan temuan ini berdasarkan data yang mencolok pada 1 Januari 2025.

“Harga cabai merah besar di tingkat produsen justru turun dari Rp 24.562 menjadi Rp 20.602, tetapi harga di tingkat konsumen malah naik dari Rp 52.740 menjadi Rp 56.023. Ini adalah ketidaksesuaian yang mengkhawatirkan,” jelasnya, 19/01/2025.

Keanehan serupa ditemukan pada cabai keriting, namun dengan pola yang berlawanan.

“Saat harga produsen naik dari Rp 40.351 menjadi Rp 46.708, harga di tingkat konsumen justru turun dari Rp 55.926 menjadi Rp 55.432. Perbedaan ini tidak mencerminkan mekanisme pasar yang sehat,” tambah pemuda yang akrab dipanggil Sigit ini.

Baca Juga :  Kunjungan ke Bazar UMKM, Wabup Jember: Penggerak Ekonomi Bukan Hanya dari APBD

Fenomena fluktuasi tajam lebih sering terjadi di tingkat konsumen, sementara harga produsen relatif lebih stabil kecuali pada momen tertentu. Sigit menyoroti pola ini sebagai tanda adanya gangguan di sektor distribusi.

“Lonjakan di tingkat konsumen lebih curam dibandingkan fluktuasi harga produsen. Ini menunjukkan adanya kemungkinan kendala distribusi atau manipulasi harga,” ujarnya.

Pada pertengahan Januari, pola serupa terulang. Dari 13 hingga 14 Januari, harga cabai merah besar dan keriting kembali mengalami kenaikan signifikan di pasar konsumen meskipun harga produsen menurun.

“Harga cabai merah besar di konsumen naik dari Rp 54.929 menjadi Rp 55.573, sementara harga produsen turun dari Rp 34.964 menjadi Rp 33.594. Cabai keriting juga menunjukkan pola yang sama,” jelasnya.

Berbeda dengan cabai merah besar dan keriting, cabai rawit menunjukkan pergerakan harga yang lebih stabil. Meski tetap naik, pola fluktuasinya lebih wajar.

Baca Juga :  Istimewa! Warteg Gratis Alfamart Hadirkan 54.000 Paket Berbuka untuk Kaum Duafa di 36 Kota

“Kenaikan harga cabai rawit sejak awal tahun tidak terlalu tajam, sehingga lebih mencerminkan mekanisme pasar yang normal,” tambah Sigit.

Dugaan adanya permainan harga di sektor distribusi mencuat dari hasil analisis ini. Perbedaan pola fluktuasi yang signifikan antara produsen dan konsumen mengindikasikan potensi celah dalam rantai pasok.

“Ini menjadi bukti bahwa ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai harapan dalam distribusi cabai. Pemerintah perlu segera menindaklanjuti temuan ini,” tegas Sigit.

Sebagai salah satu komoditas vital, harga cabai yang tidak stabil dapat berdampak luas pada masyarakat.

Frensia Institute mendesak pemerintah untuk segera menyelidiki akar masalah dan memastikan stabilitas harga di pasar. Lonjakan harga di awal tahun, apalagi saat kebutuhan masyarakat meningkat, hanya akan memperburuk beban konsumen.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Balad Grup Jalin Kerja Sama Perikanan Budidaya dengan Tiga Negara, Buka 500 Ribu Lapangan Kerja
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Kunjungan ke Bazar UMKM, Wabup Jember: Penggerak Ekonomi Bukan Hanya dari APBD
Istimewa! Warteg Gratis Alfamart Hadirkan 54.000 Paket Berbuka untuk Kaum Duafa di 36 Kota
Buka Puasa Gratis Sepanjang Ramadan 2025! Alfamart dan WINGS Group Gandeng Warteg UMKM di 36 Kota Bantu Kaum Duafa
Litecoin Meroket 6% di Tengah Proses Peninjauan ETF oleh SEC
Metaplanet Kembali Mengakuisisi 68 Bitcoin, Kini Menguasai 0,01% dari Total Pasokan
Meskipun Mencapai ATH Baru, Nilai Emas Terus Menurun Dibandingkan Bitcoin
Tag :

Baca Lainnya

Jumat, 28 Maret 2025 - 12:22 WIB

Balad Grup Jalin Kerja Sama Perikanan Budidaya dengan Tiga Negara, Buka 500 Ribu Lapangan Kerja

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Minggu, 16 Maret 2025 - 09:00 WIB

Kunjungan ke Bazar UMKM, Wabup Jember: Penggerak Ekonomi Bukan Hanya dari APBD

Selasa, 4 Maret 2025 - 18:21 WIB

Istimewa! Warteg Gratis Alfamart Hadirkan 54.000 Paket Berbuka untuk Kaum Duafa di 36 Kota

Selasa, 4 Maret 2025 - 18:17 WIB

Buka Puasa Gratis Sepanjang Ramadan 2025! Alfamart dan WINGS Group Gandeng Warteg UMKM di 36 Kota Bantu Kaum Duafa

TERBARU

Babi hutan liar saat sudah diburu warga (Sumber foto: istimewa)

Regionalia

Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan Liar Saat Mandi

Jumat, 25 Apr 2025 - 17:19 WIB

Opinia

Fatayat NU, Geliat Perempuan dan Wajah Keadilan

Kamis, 24 Apr 2025 - 21:45 WIB