Agar Peternak Lele Tidak Gagal Panen, Begini Menurut Guru MTS Raden Rahmat Umbulsari

Sabtu, 1 Februari 2025 - 11:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Heri Nova (kaos hitam) sedang memberi pakan Lele (Foto: Arif)

Heri Nova (kaos hitam) sedang memberi pakan Lele (Foto: Arif)

Frensia.id- Heri Nova, pria yang kesehariannya menjadi seorang guru di MTS Raden Rahmat Umbulsari ini, ternyata mempunyai keahlian lain disamping pengetahuannya di bidang pendidikan, yakni budidaya ikan Lele.

Ikan air tawar yang namanya dalam beberapa minggu ini menjadi trend dan sering disebut-sebut oleh warganet ‘ubur-ubur ikan Lele’, menjadi salah satu kuliner yang banyak digemari oleh masyarakat. Karena minat yang cukup tinggi di pasaran, maka mempunyai peluang yang sangat menjanjikan pada sektor usaha bagi pelaku budidaya.

Akan tetapi tidak semudah yang dikira, ternyata terdapat beberapa tantangan dan acaman yang melingkupi dalam proses budidaya, beberapa diantaranya justru menjadikan petani Lele bisa gagal panen, apabila tidak mempunyai ilmunya.

Guru MTS Raden Rahmat ini menyebutkan beberapa point penting yang harus diwaspadai oleh peternak Lele, hal tersebut ia ungkapkan berdasarkan pengalamannya setelah malang-melintang di dunia peternakan tersebut.

“pertama, jika kolamnya itu bioflok maka hama yang paling utama itu adalah burung, berbeda halnya dengan kolam yang notabene ada dibawah, itu bisa hewan-hewan liar seperti biawak, musang”, ungkap Heri sembari menyebut jenis burung yang menjadi pemangsa ikan Lele, seperti burung Kuntul dan Delkok.

Baca Juga :  Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster

Untuk mengatasi hama burung Heri menyiapkan jaring untuk tutup kolamnya, sebagai upaya mitigasi agar tidak bisa menjangkau ikan dalam kolam.

“kedua,pengogolan, adalah jenis ikan yang notabene besarnya lebih cepat dari temannya, jika itu ikan Lele durasi pengogolan bisa sepuluh kali lipat dibanding temannya sendiri”, ujarnya.

Pada aspek kedua ini, juga menjadi sebab gagal panen, dikarenakan ikan Lele yang ukurannya lebih besar bisa menjadi predator bagi sesamanya.

pengogolan bisa menjadi hal yang wajar, karena pertumbuhan Lele nyatanya tidak bisa selalu bersamaan antar sesamanya, dengan demikian dilakukan penyortiran dalam jangka waktu dua puluh hari sekali.

Sesuai dengan pengalaman yang telah ia miliki dua point itu bisa menjadikan alasan utama seorang peternak Lele gagal panen. Meskipun demikian masih ada satu aspek lagi yang perlu diwaspadai oleh seseorang yakni penyakit alam.

Baca Juga :  Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow "Ayo Ngopi"

“Jadi kalau memelihara hewan yang ada nyawanya , yang paling diutamakan adalah kehendak Allah ketika memberikan penyakit kepada hewan itu bisa saja dalam kurun waktu sekejap saja bisa mati. Penyakit pertama adalah cacar, kedua moncong”, sambungnya.

Untuk mengatasi permasalahan yang ketiga, maka ikan perlu diberi tambahan obat-obatan sesuai dengan penyakit yang menjangkitnya.

Menurut Heri, sebagaimana akrab disapa, budidaya Lele bisa dinilai sukses apabila angka kematian sekitar 20 persen dari seluruh akumulasi ikan yang dibudidayakan.

“Kalau di Lele itu kemungkinan gagalnya dua puluh persen, jadi kalau kitqa memelihara sepuluh ribu katakanlah kita buang dua puluh persennya, jadi tinggal delapan ribu, itu sudah bisa dikatakan sukses. Jadi kematian dua puluh persen itu tidak perlu dibaca”, jelas Heri.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Jalur Gumitir Ditutup, Ketua DPC PKB Jember: Perputaran Ekonomi juga Terganggu
Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster
Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji
Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”
Pasca RDP dengan Komisi B DPRD Jember, Pemilik Kandang Ayam di Semboro Siap Lengkapi Seluruh Izin
Driver Ojol Demo dengan Delapan Tuntutan, Pemkab Jember akan Segera Penuhi Tuntutan Lokal
Sedot Air Muara Sungai Tanpa Ijin, DPRD Tinjau Dua Tambak di Pantai Payangan Jember
Tembus 103 Persen dalam Sebulan, Serapan Gabah dan Beras Bulog Jember Tertinggi se-Jawa Timur

Baca Lainnya

Kamis, 31 Juli 2025 - 14:44 WIB

Jalur Gumitir Ditutup, Ketua DPC PKB Jember: Perputaran Ekonomi juga Terganggu

Sabtu, 19 Juli 2025 - 11:35 WIB

Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster

Kamis, 10 Juli 2025 - 10:49 WIB

Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji

Rabu, 2 Juli 2025 - 23:09 WIB

Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”

Senin, 16 Juni 2025 - 19:44 WIB

Pasca RDP dengan Komisi B DPRD Jember, Pemilik Kandang Ayam di Semboro Siap Lengkapi Seluruh Izin

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB