Dinasti Politik Keluarga Diriset, Dianggap Lemahkan Pluralitas

Minggu, 9 Februari 2025 - 01:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Dinasti Politik Keluarga Diriset, Dianggap Lemahkan Pluralitas (Sumber: Grafis Frensia)

Gambar Dinasti Politik Keluarga Diriset, Dianggap Lemahkan Pluralitas (Sumber: Grafis Frensia)

Frensia.id Dinasti politik keluarga masih menjadi fenomena yang menimbulkan kontroversi dalam sistem demokrasi Indonesia.

Sebuah penelitian terbaru dalam JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan) tahun ini,2025, mengungkapkan bahwa praktik ini tidak hanya menghambat partisipasi politik yang lebih luas, tetapi juga melemahkan pluralitas dalam kehidupan demokrasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Tanuri Tanuri, Asep Maskur, dan Subhan Alba ini menemukan bahwa kekuasaan politik cenderung terpusat pada keluarga tertentu, menciptakan hambatan bagi calon pemimpin baru yang tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan elite politik.

Akibatnya, sistem demokrasi menjadi kurang kompetitif dan terbuka, membatasi akses bagi kelompok-kelompok yang tidak memiliki modal sosial dan ekonomi yang kuat.

Salah satu dampak utama dari dinasti politik adalah berkurangnya pluralitas dalam kebijakan publik. Dominasi keluarga tertentu dalam politik membuat keberagaman suara sulit diakomodasi, terutama dalam hal keterwakilan kelompok minoritas, perempuan, dan kaum muda.

Baca Juga :  Wabup Mangkir Paripurna, Fraksi Nasdem: Harusnya Hadir Meski Tak Diundang

Dengan demikian, pengambilan keputusan dalam pemerintahan menjadi kurang inklusif dan tidak mencerminkan kepentingan masyarakat secara luas.

Selain itu, dinasti politik sering kali menciptakan ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan, di mana kelompok dengan akses terbatas terhadap sumber daya politik cenderung tersingkir dari arena politik.

Meskipun dinasti politik masih menjadi tantangan besar, penelitian ini juga menyoroti berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk membatasi dampaknya.

Salah satu langkah yang direkomendasikan adalah reformasi kebijakan yang membatasi praktik politik dinasti, seperti menerapkan aturan ketat terkait pencalonan anggota keluarga petahana dalam pemilihan umum.

Peningkatan partisipasi masyarakat sipil juga menjadi faktor kunci dalam menekan dominasi politik keluarga. Kampanye publik dan advokasi yang dilakukan oleh berbagai organisasi dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya dinasti politik terhadap demokrasi.

Baca Juga :  DPC PKB Jember Sarankan Simpang Tiga Depan Hotel Bandung Permai Ditutup

Selain itu, mekanisme pengawasan terhadap proses politik perlu diperkuat. Lembaga independen seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) harus memiliki wewenang yang lebih luas untuk mengawasi praktik politik dinasti dan memastikan pemilu berjalan dengan adil. Penguatan transparansi dalam pencalonan dan pendanaan kampanye juga menjadi langkah penting untuk mengurangi dominasi elite politik tertentu.

Penelitian ini menjadi pengingat bahwa demokrasi Indonesia harus terus dijaga agar tetap inklusif dan adil. Jika dinasti politik terus dibiarkan berkembang tanpa ada regulasi yang membatasinya, maka demokrasi bisa kehilangan esensinya dalam menjamin keterwakilan yang beragam.

Dengan adanya reformasi kebijakan, keterlibatan masyarakat sipil yang lebih aktif, dan penguatan pengawasan politik, diharapkan sistem demokrasi Indonesia tetap berjalan sesuai dengan prinsip Pancasila dan mampu mewakili kepentingan seluruh masyarakat.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Beda Pilihan Politik Disebut Khawarij? Begini Jawaban Gus Aab di Harlah Rijalul Ansor Jember
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah
Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat
Komisi C DPRD Jember Pastikan Kesiapan Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Jalur Gumitir Ditutup, Anggota DPRD Jatim: Dampaknya Tidak Seperti Sekarang Jika Pembangunan JLS Selesai
Wabup Mangkir Paripurna, Fraksi Nasdem: Harusnya Hadir Meski Tak Diundang

Baca Lainnya

Selasa, 19 Agustus 2025 - 22:26 WIB

Beda Pilihan Politik Disebut Khawarij? Begini Jawaban Gus Aab di Harlah Rijalul Ansor Jember

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:20 WIB

Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Selasa, 19 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 10:53 WIB

PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah

Jumat, 15 Agustus 2025 - 21:11 WIB

Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB