Ramuan Tradisional Pasca Melahirkan Suku Madura, Dikaji Tim Riset UNAIR

Jumat, 19 Juli 2024 - 17:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Ramuan Tradisional Pasca Melahirkan Suku Madura, Dikaji Tim Riset UNAIR (Sumber: Istimewa)

Ilustrasi Ramuan Tradisional Pasca Melahirkan Suku Madura, Dikaji Tim Riset UNAIR (Sumber: Istimewa)

Frensia.id- Ramuan tradisional pasca melahirkan suku Madura dikaji Tim riset dari akademisi Universitas Airlangga (UNAIR). Mereka menyebutnya produk etnomedis.

Etnis Madura tercatat masih memakai tanaman tradisional untuk kesehatan ibu pasca melahirkan. Hal demikian salah satunya disebabkan perkembangan hayati yang masih memadai untuk menyediakan bahan-bahan utamanya.

Terlepas dari ada atau tidaknya bukti konkret terhadap khasiat dan manfaat konsumsi ramuan tradisional, kepercayaan suku Madura utamanya di Kabupaten Pamekasan terhadap pengobatan tradisional masih tetap kuat. Terbukti hingga saat ini masih dilakukan secara turun temurun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Karisma Nor Azizah dan rekan-rekannya melakukan penelitian pada produk tradisional tersebut. Temuannya telah diterbitkan dalam JFarm pada tahun 2023 lalu.

Bagi mereka penggunaan tanaman tradisional ini mencerminkan ketergantungan masyarakat pada sumber daya alam lokal serta kepercayaan pada pengetahuan dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun ada kemajuan dalam ilmu kedokteran modern, banyak masyarakat Madura tetap memilih ramuan tradisional karena dianggap lebih aman dan alami.

Baca Juga :  Istimewa! Peringati Bulan Bung Karno, DPC PDI Perjuangan Jember Gelar Fun Run

Keberlanjutan penggunaan ramuan tradisional juga didukung oleh faktor-faktor ekologis, di mana lingkungan di Kabupaten Pamekasan masih menyediakan berbagai jenis tanaman yang dibutuhkan. Selain itu, kepercayaan dan pengalaman empiris yang telah terbukti secara turun-temurun memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam menggunakan ramuan tradisional ini.

Keberadaan tanaman obat yang mudah diakses dan kepercayaan pada efektivitasnya menunjukkan pentingnya mempertahankan dan menghargai pengetahuan tradisional sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga. Apalagi setelah diteliti oleh beberapa periset dari UNAIR, ramuannya ternyata memiliki manfaat yang dapat ditest secara ilmiah dan medis.

Setelah data terkumpul, mereka mengaku mendapatkan 16 jenis tumbuhan obat yang digunakan sebagai bahan jamu tradisional pasca melahirkan. Seluruh bahan tersebut ada yang ditumbuk dan juga direbus.

Setelah dicheck, ternyata bahan-bahan yang digunakan memiliki unsur yang dapat dipakai untuk pengebatan para ibu pasca melahirkan. Beberapa kandungan yang ditemukan, diantaranya family importance value (FIV) jumlah tinggi, diikuti oleh Caricaceae sebanyak 33,3%, Meluaceae 33,3%, Mimosoideae (16,6%), Piperaceae (16,6%), Lauraceae (16,6%), Myrtaceae (16,6%), Oxalidaceae (16,6%), dan Rubiceae (16,6%).  Bahkan ada Relative Frequency of Citation (RFC) tertinggi yakni ada pada temulawak (Curcuma zanthorrhiza) dan kunyit (Curcuma longa L.).

Baca Juga :  Menyambut Tahun Baru Hijriyah Ribuan Warga Desa Mundurejo Mengikuti Pawai Obor, Kasatkoryon Umbulsari: Aman Terkendali

Secara keseluruhan penelitian ini menunjukkan adanya praktik etnomedisin dalam penggunaan ramuan tradisional pasca melahirkan yang memiliki khasiat sebagai pelancar ASI, pelancar darah nifas, serta sebagai obat anti pegal dan nyeri perut. Praktik ini mencerminkan pengetahuan lokal yang diwariskan secara turun-temurun dan masih dipertahankan oleh masyarakat.

Penggunaan tanaman seperti temulawak dan kunyit yang memiliki RFC tertinggi menunjukkan popularitas dan kepercayaan masyarakat terhadap efektivitas tanaman tersebut dalam menjaga kesehatan pasca melahirkan. Temuan riset demikian, menekankan pentingnya etnomedis dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat
Komisi C DPRD Jember Pastikan Kesiapan Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Aktivis Situbondo Dukung KPK Usut Tuntas Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Ibadah Haji
Bupati Fawait Janji Acara JFC Tahun Depan Lebih Meriah
Jalur Gumitir Ditutup, Anggota DPRD Jatim: Dampaknya Tidak Seperti Sekarang Jika Pembangunan JLS Selesai
Wabup Mangkir Paripurna, Fraksi Nasdem: Harusnya Hadir Meski Tak Diundang

Baca Lainnya

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 10:53 WIB

PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 10:43 WIB

Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Jumat, 15 Agustus 2025 - 21:11 WIB

Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat

Jumat, 15 Agustus 2025 - 11:10 WIB

Aktivis Situbondo Dukung KPK Usut Tuntas Dugaan Korupsi Penyelenggaraan Ibadah Haji

Minggu, 10 Agustus 2025 - 20:06 WIB

Bupati Fawait Janji Acara JFC Tahun Depan Lebih Meriah

TERBARU

Gambar Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media (Sumber: Reza Atho'illah)

Educatia

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

Minggu, 17 Agu 2025 - 12:18 WIB