Ada Perbedaan Jadwal Imsak di Indonesia. Berikut Penyebabnya Menurut Penelitian

Minggu, 24 Maret 2024 - 23:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Sumber; Freepik

Ilustrasi, Sumber; Freepik

Frensia.id- Ibadah di Indonesia selalu berhubungan dengan waktu. Termasuk diantaranya adalah jadwal Imsak saat bulan puasa.

Penentuan waktu imsak di Indonesia tersebar dimana, namun coba lihat pasti ada banyak yang berbeda. Hal demikian disebab banyak faktor

Ada yang menduga disebabkan karena setiap wilayah memiliki waktu salat Subuh yang berbeda-beda. Karena perbedaan variasi data astronomi dari lintang dan bujur setiap tempat, sehingga melahirkan jadwal imsak yang berbeda pula.

Padahal jadwal puasa memerlukan leh ihtiyath (kehati-hatian), utamanya dalam menentukan waktu imsak. Karena hal inilah, ada akademisi yang meneliti tentang faktor yang membedakan waktu imsak di Indonesia.

Beberapa diantara akademisi yang meneliti adalah Moh Yusuf Faizin, Muhammad Himmatur Riza dan Muhammad Habibur Rahman. Judulnya,”Dinamika Waktu Imsak Pada Jadwal Imsakiyah Ramadhan“.

Baca Juga :  Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama

Penelitian ini diterbitkan dalam Jurnal UMSU, Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. Tahun terbitnya pada tahun 2021 kemarin.

Menurut mereka, waktu imsak merupakan masa dimana seseorang harus menghentikan aktivitas makan atau minum sebagai langkah antisipatif sebelum masuknya waktu Subuh. 

Umumnya dilakukan dengan mengurangi sekitar 10 menit dari waktu Subuh. Namun tetap selalu ada perbedaan walau formula sudah jelas.

Berdasarkan penelitian di atas, ada hal-hal yang menjadi faktor yang membuta terjadinya perbedaan.

Adapun faktor tersebut, pertama, kurangnya perhatian terhadap kalibrasi jam. Hal demikian menyebabkan perbedaan waktu kumandang azan sebagai tanda awal masuknya waktu salat.

Baca Juga :  Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Kedua, ada perbedaan pendapat ulama tentang tinggi Matahari yang digunakan untuk menentukan awal waktu Subuh. Rentang tinggi perbedaannya ada yang -18°, -19°, hingga -20°.

Ketiga, ada kebiasaan masyarakat yang masih melanjutkan aktivitas makan dan minum pada waktu ikhtiyat Subuh.

Ketiga hal di atas dirinci sebagai dasar yang menjadi masalah dalam perbedaan jadwal imsak di Indonesia.

The problem that occurs in the community in implementing imsakiyah schedule is not paying attention to the calibration of the clock, the difference in the use of high sun early at dawn and eating or drinking at dawn“, tulis mereka saat meringkas temuan penelitian tersebut.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama
Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Baca Lainnya

Rabu, 6 Agustus 2025 - 15:54 WIB

Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Rabu, 25 Juni 2025 - 14:12 WIB

Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

TERBARU

Gambar Wamen Pariwisata Sebut JFC Merupakan Panggung Carnaval Dunia (Sumber: Gita Pamuji)

Destinia

Wamen Pariwisata Sebut JFC Merupakan Panggung Carnaval Dunia

Minggu, 10 Agu 2025 - 20:13 WIB

Gambar Bupati Fawait Janji Acara JFC Tahun Depan Lebih Meriah (Sumber: Gita Pamuji)

Regionalia

Bupati Fawait Janji Acara JFC Tahun Depan Lebih Meriah

Minggu, 10 Agu 2025 - 20:06 WIB