Frensia.id- Telah banyak yang menjelaskan bahwa manfaat puasa memang banyak manfaatnya. Menurut Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan, manfaat puasa sebenarnya sangat terlihat seperti rasa khauf dan khasy-yah, tunduk, dan dekat dengan kebaikan. Namun, ada syarat agar kebaikan tersebut dapat muncul.
Bagi Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan, puasa sama seperti baju. Jika seseorang merawat, menjaga, menutupi, dan melindungi pakaian dari panas dan dingin, pakaian tersebut akan menjadi nyaman untuk dikenakan. Tentu juga akan memberikan tampilan yang indah.
Sebaliknya, jika seseorang tidak merawat pakaian, kemungkinan besar pakaian akan rusak dan kotor, membuatnya tidak lagi bermanfaat. Pakaian tersebut tidak dapat melindungi dari panas dan dingin, serta tidak dapat menutupi aurat dengan baik.
Demikian pula, dalam konteks puasa, jika seseorang tidak melindungi puasanya dari hal-hal yang dapat merusak dan mencemarkan. Puasa tersebut tidak akan memberikan manfaat yang sebenarnya, melainkan hanya menyebabkan kelelahan, kelaparan, dan kehausan.
Hal terebut didasarkan pada hadist nabi berikut;
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
“betapa banyak orang yang puasa, yang ia dapatkan dari puasanya hanya lapar dan haus. Dan betapa banyak orang yang shalat malam, yang ia dapatkan dari shalatnya hanyalah begadang“
[5. Musnad Ahmad, 2/374, no. 8842].
Menurutnya, puasa dapat sia-sia karena tindakan yang seharusnya dihindari. Sebagai contoh, seseorang yang berpuasa namun kehilangan kendali atas ucapannya.
Orang berpuasa yang mengucapkan hal-hal yang terlarang seperti ghibah, namimah, atau cacian, sebenarnya telah merusak dan merobek puasanya melalui aktivitas lidahnya. Lidah tidak berpuasa secara fisik, namun perlu ditekan dan dikendalikan agar tidak mengucapkan hal-hal yang melanggar aturan.
Aktivitas lisan, baik itu dalam bentuk berdzikir, membaca Al-Qur’an, mengucapkan kalimat tasbih dan tahlil, serta melakukan amalan saleh lainnya, mestinya menjadi fokus perhatian bagi orang yang berpuasa. Penggunaan lidah untuk kegiatan positif dan mengingat Allah adalah hal yang penting.
Oleh karena itu, perhatian terhadap aktivitas lisan seharusnya lebih ditekankan, terutama selama berpuasa, agar puasa tidak hanya menjadi kewajiban fisik semata, tetapi juga mencakup kontrol dan pemurnian aktivitas lisan.
Sebenarnya bukan hanya lidah, baik penglihatan mata dan seluruh indra organ bada juga harus dijaga. Berpuasa tidak hanya menjaga makan namun juga dari seluruh kemaksiatan. Agar tidak hanya menyisahkan lapar dan dahaga.