Akademisi Universitas Islam Riau Ungkap Faktor Utama Femisida Adalah Budaya Patriarki

Kamis, 26 September 2024 - 15:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Akademisi Universitas Islam Riau Ungkap Faktor Utama Femisida Adalah Budaya Patriarki (Ilustrasi/Canva)

Gambar Akademisi Universitas Islam Riau Ungkap Faktor Utama Femisida Adalah Budaya Patriarki (Ilustrasi/Canva)

Frensia.id- Akademisi mengungkap bahwa budaya patriarki di Indonesia telah menjadi salah satu faktor utama adanya normalisasi kekerasan pada perempuan. Hal demikian telah disebut-sebut sebagai sumber dari adanya kesenjangan gender yang signifikan dalam masyarakat, utamanay di indoensia.

Hal demikia ini sebagaimana dinyatakan oleh Fanny Refikal. Ia meruapakan akademisi dan peneliti dari Universitas Islam Riau

Temuan penelitianya telah disusun dalam bentuk jurnal. Bahkan sudah dipublikasi pada tahun ini, 2024 di Salasika.

Dalam pandangannya, patriarki, sering kali dipandang sebagai elemen budaya.  Hal demikian sebenanya juga merupakan warisan sistemik yang keliru, dimana kekuasaan laki-laki atas perempuan dipertahankan dan diterima secara sosial.

Ironisnya, dalam masyarakat yang memegang teguh konsep patriarki ini, penindasan terhadap perempuan sering dianggap sebagai sesuatu yang wajar, padahal bentuk penindasan ini bukanlah aspek budaya yang layak diwariskan dari generasi ke generasi.

Baca Juga :  Ojol Jember Gelar Aksi Solidaritas Kemanusiaan Pasca Peristiwa Kematian Driver Jakarta

Fenomena femisida di Indonesia selalu didasarkan pada dendam atau kebencian gender, semakin memperlihatkan dampak destruktif patriarki dan ketimpangan gender. Dalam berbagai kasus, sebelum mencapai tahap pembunuhan, para pelaku sering kali melakukan serangkaian tindakan kekerasan lain, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga pembatasan kebebasan perempuan.

Kekerasan ini tidak hanya melanggar hak asasi perempuan, tetapi juga memperlihatkan lemahnya sistem hukum dan minimnya perhatian publik terhadap perlindungan perempuan dan anak perempuan.

Realitas femisida di Indonesia, menunjukkan bahwa patriarki bukanlah sesuatu yang netral atau alami, melainkan sistem yang merusak dan mematikan, terutama bagi perempuan yang hidup dalam masyarakat yang masih memelihara hierarki gender ini. Pembunuhan berdasarkan gender ini, yang sering kali dilihat sebagai puncak dari kekerasan berbasis gender, mencerminkan bahwa patriarki melahirkan struktur kekuasaan yang memungkinkan terjadinya kekerasan sistemik terhadap perempuan.

Baca Juga :  Buntut Karyawan Tewas, Disnaker Jatim Datangi Perusahaan Rose Brand Jember

Minimnya tindakan tegas dari penegak hukum dalam menangani femisida menunjukkan adanya ketidakadilan dan ketidakseriusan dalam menangani isu hak asasi manusia berbasis gender di Indonesia.

Untuk itu, ia memberikan rekomendasi pentingnya langkah konkret dan kesadaran kolektif untuk menghentikan siklus patriarki ini, baik melalui reformasi hukum yang lebih adil terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan, maupun melalui kampanye sosial yang mengubah pandangan masyarakat tentang gender dan hak perempuan.

Fenomena femisida bukan hanya masalah hukum, melainkan juga masalah sosial yang mendalam, membutuhkan perubahan dari tingkat budaya, hukum, hingga kesadaran masyarakat. Tujuannya untuk menghapus patriarki dan membangun masyarakat yang lebih setara dan adil bagi perempuan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ojol Jember Gelar Aksi Solidaritas Kemanusiaan Pasca Peristiwa Kematian Driver Jakarta
Usut Tuntas Insiden Ojol, Prabowo Pastikan Negara Hadir untuk Keluarga Korban
Buntut Karyawan Tewas, Disnaker Jatim Datangi Perusahaan Rose Brand Jember
Karyawan Rose Brand di Jember Ditemukan Tewas Gantung Diri
Pemuda di Jember Bacok 4 Orang, 2 Tewas
Geram Tak Ada Itikad Baik dari Pelaku, Korban Dugaan Pelecehan Seksual di Jember Lapor Polisi
Perempuan di Jember Mengaku Jadi Korban Begal Hingga Viral di Media Sosial, Begini Kronologi Lengkapnya
Maling Jeruk di Jember Berhasil Ditangkap, Mobil Pelaku Dibakar Hangus

Baca Lainnya

Jumat, 29 Agustus 2025 - 22:05 WIB

Ojol Jember Gelar Aksi Solidaritas Kemanusiaan Pasca Peristiwa Kematian Driver Jakarta

Jumat, 29 Agustus 2025 - 15:50 WIB

Usut Tuntas Insiden Ojol, Prabowo Pastikan Negara Hadir untuk Keluarga Korban

Senin, 25 Agustus 2025 - 16:33 WIB

Buntut Karyawan Tewas, Disnaker Jatim Datangi Perusahaan Rose Brand Jember

Jumat, 22 Agustus 2025 - 18:39 WIB

Karyawan Rose Brand di Jember Ditemukan Tewas Gantung Diri

Rabu, 11 Juni 2025 - 09:30 WIB

Pemuda di Jember Bacok 4 Orang, 2 Tewas

TERBARU

Politia

Friksi Bupati–Wabup: Potret Buram Tata Kelola Daerah Kita

Selasa, 23 Sep 2025 - 20:07 WIB

Opinia

Ijazah Palsu dan Misteri Dunia Kerja

Senin, 22 Sep 2025 - 15:24 WIB

Gambar Tembus 3 Besar di MTQ XXXI Jatim, Prestasi Jember Meningkat (Sumber: Istimewa)

Regionalia

Tembus 3 Besar di MTQ XXXI Jatim, Prestasi Jember Meningkat

Sabtu, 20 Sep 2025 - 15:06 WIB