All Eyes On Rafah, Seruan Warganet Untuk Kekejaman Israel Di Benteng Terhakhir Hamas

Rabu, 29 Mei 2024 - 19:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar All Eyes On Rafah, Seruan Warganet Untuk Kekejaman Israel Di Benteng Terhakhir Hamas (Sumber: InsiderWorld_1)

Gambar All Eyes On Rafah, Seruan Warganet Untuk Kekejaman Israel Di Benteng Terhakhir Hamas (Sumber: InsiderWorld_1)

Frensia.id-Seruan “All Eyes On Rafah” bergema lantang di berbagai platform media sosial, mulai dari Instagram dan TikTok hingga X. Tagar dan gambar yang memuat pesan ini beredar luas, menyerukan perhatian dunia untuk terfokus pada kekejaman Israel di Rafah yang disebut-sebut camp terakhir Hamas.

All Eyes On Rafah” bukan sekadar untaian kata, melainkan panggilan hati nurani untuk menyelamatkan kemanusiaan di tengah tragedi yang melanda Rafah, Gaza Selatan.

Seruan yang bermakna “Semua Mata Tertuju ke Rafah,” kini menggema sebagai panggilan kemanusiaan yang penuh haru di tengah tragedi yang menyayat hati di Gaza.

Seruan ini mengemuka pasca serangan udara pada 26 Mei 2024 yang menghantam Rafah, sebuah tempat yang dulu dianggap sebagai suaka aman bagi para pengungsi Palestina.

Di sana, mereka menemukan harapan dan perlindungan. Namun, kebrutalan serangan Israel mengubahnya menjadi ladang kehancuran dan kepedihan.

Al Jazeera melaporkan, dalam serangan tersebut, setidaknya 50 nyawa melayang, di antaranya banyak anak-anak tak berdosa. Di tengah debu dan reruntuhan, tangisan dan jerit pilu menyuarakan penderitaan yang menggetarkan jiwa, memanggil dunia untuk tidak lagi berpaling.

Baca Juga :  Jember Lakukan Evaluasi Menyeluruh Pasca Porprov ke-IX Jatim

Seruang ini menyebar di banyak palform media, sepi Instagram, TikTok hingga X, tagar dan gambar yang memuat pesan ini mengalir deras, menembus batas-batas geografis dan menyatukan hati nurani umat manusia dalam satu panggilan kemanusiaan yang mendesak.

“All Eyes On Rafah,” seruan yang menggugah hati, telah menyebar luas di jagat maya. Di TikTok, lebih dari 195.000 postingan dengan tagar #AllEyesOnRafah telah menarik jutaan penayangan, menciptakan gelombang kepedulian yang tak terbendung. Pada hari Selasa, topik ini juga menjadi trending di Instagram, dengan hampir 100.000 postingan lainnya muncul, menyatukan suara jutaan pengguna dari berbagai belahan dunia.

Seruan ini bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan gema kepedihan dan harapan yang mengalir dari hati nurani umat manusia. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, tagar #AllEyesOnRafah menjadi panggilan untuk berhenti sejenak, untuk melihat dan merasakan tragedi yang terjadi di Rafah, Gaza Selatan.

Tangisan dan jeritan pilu menggema di antara reruntuhan, memanggil dunia untuk tidak berpaling. Dari Eropa hingga Australia, dari Paris hingga New York, “All Eyes On Rafah” menjadi nyanyian kolektif yang menuntut keadilan dan kemanusiaan.

Baca Juga :  Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Rick Peeperkorn, Direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di WHO, pertama kali mengumandangkan seruan ini pada Februari 2024, menyusul rencana evakuasi yang diinstruksikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Ia mengatakan “All Eyes On Rafah” sebagai ajakan bagi dunia untuk tidak mengalihkan pandangan dari apa yang sedang terjadi di sana.

Organisasi-organisasi kemanusiaan seperti Save the Children, Oxfam, American for Justice in Palestine Action, Jewish Voice for Peace, dan Palestine Solidarity Campaign turut menggaungkan seruan ini. Mereka bergerak bersama dalam unisono, menggelar aksi demonstrasi di Paris, London, Belanda, New York, Los Angeles, dan berbagai belahan dunia lainnya.

Mereka membawa pesan ini ke tengah kota-kota besar, mengingatkan dunia bahwa di Rafah, di tengah debu dan puing-puing, ada nyawa yang terancam, ada harapan yang butuh diselamatkan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Legislator Gus Rivqy Minta Pemerintah Berantas Mafia Gula Rafinasi dan Perbaiki Tata Kelola
Beda Pilihan Politik Disebut Khawarij? Begini Jawaban Gus Aab di Harlah Rijalul Ansor Jember
Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal
Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah
Komisi C DPRD Jember Genjot Penyelesaian Jalur Gumitir Dipercepat
Komisi C DPRD Jember Pastikan Kesiapan Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Jalur Gumitir Ditutup, Anggota DPRD Jatim: Dampaknya Tidak Seperti Sekarang Jika Pembangunan JLS Selesai

Baca Lainnya

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 14:20 WIB

Legislator Gus Rivqy Minta Pemerintah Berantas Mafia Gula Rafinasi dan Perbaiki Tata Kelola

Selasa, 19 Agustus 2025 - 22:26 WIB

Beda Pilihan Politik Disebut Khawarij? Begini Jawaban Gus Aab di Harlah Rijalul Ansor Jember

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:20 WIB

Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Selasa, 19 Agustus 2025 - 13:52 WIB

Tanggapan Fraksi PKB DPRD Jember tentang Reaktivasi Bandara Notohadinegoro

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 10:53 WIB

PKB Jember Optimis Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Ekonomi Daerah

TERBARU

ilustrasi Gedung MK yang tampak retak, menggambarkan rapuhnya independensi lembaga penjaga konstitusi di tengah tekanan politik.

Opinia

“Jangan Menghantam DPR”: Retaknya Independensi MK

Jumat, 22 Agu 2025 - 10:40 WIB