Frensia.id – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan mencatat transaksi cryptocurrency di Indonesia mencapai Rp 426,6 triliun selama periode Januari hingga September 2024.
Angka ini mengalami kenaikan signifikan, atau tepatnya 351%, jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Tahun lalu dalam periode yang sama akumulasi total transaksi aset cruptocurrency hanya sebanyak Rp 94,41 triliun.
Namun, menjelang akhir tahun transaksi di bulan September justru mengalami pelemahan dari Rp48 triliun menjadi Rp 33 triliun.
Tak hanya itu, jumlah pengguna aset digital di Tanah Air juga mengalami peningkatan menjadi 21,27 juta orang.
Angka ini menunjukkan adopsi cryptocurrency di Indonesia masih mengalami perkembangan.
Di sisi lain, total pelanggan aktif di platform wajib Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) dan Pedagang Fisik Calon Aset Kripto (PFAK) pada September 2024 berjumlah 504,3 ribu pelanggan.
Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita juga menyebutkan beberapa aset atau koin paling banyak dalam transaksi tahun ini pada bursa crypto.
“Jenis aset kripto yang paling banyak ditransaksikan berdasarkan nilai transaksi pada perdagangan fisik aset kripto sepanjang September 2024 yaitu Tether (USDT), Ethereum (ETH), Bitcoin (BTC), Pepe (PEPE), dan Solana (SOL)” terangnya pada keterangan tertulis, Senin 21 Oktober 2024. (*)