Frensia.id- Dag Solstad, salah satu sastrawan terbesar zaman ini menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 14 Maret 2025. Ia meninggalkan dunia yang fana ini dengan mewariskan karya-karyanya yang cukup banyak dan dikenal secara populer di belahan dunia.
Karya-karyanya berupa novel, esai, cerpen dan reportase sepak bola mendapatkan sambutan hangat dari para pembaca di banyak negara. Hal ini dibuktikan dari adanya penerjemahan atas tulisan-tulisannya tersebut lebih dari 20 bahasa, termasuk Indonesia.
Sastrawan kelahiran Norwegia 16 Juli 1941 ini, memulai kiprahnya dalam dunia sastra saat usianya masih muda. Pertama kali mendapatkan penghargaan Mads Wiel Nygaards Endowment di saat ia menginjak usia yang masih muda, yakni 28 tahun.
Setelah itu berangsur-angsur bersamaan dengan bertambahnya karya dan kredibilitasnya sebagai penulis yang layak diperhitungkan, penghargaan berdatangan. Mulai dari Nordic Council’s Literature Prize pada 1989, untuk roman pada tahun 1987, Brage 2006 untuk Armand V.
Solstad merupakan satu-satunya penulis yang mendapatkan penghargaan sebagai kritikus sastra Norwegia tiga kali. Prestasi tersebut belum pernah diraih oleh para penulis lain di negaranya tersebut.
Oleh karena itu tidak aneh jika sosoknya menempati posisi yang cukup prestisius, yaitu sebagai penulis di tingkatan teratas Norwegia di generasinya.
Sebagai penulis yang memang mempunyai daya magnet cukup kuat bagi pembacanya, maka tidak aneh jika Solstad menyajikan beberapa tema-tema yang terbilang kontroversial. Ia memberi penekanan pada wilayah politik dengan mengambil posisi kiri, sisi marxisme dan leninisme.
Selain itu, Solstad juga menyuguhkan keterasingan masyarakat kontemporer sebagai sebuah tema. Ia membedahnya dengan analisis yang mendalam dan cukup intim.
Tidak heran jika salah seorang sastrawan besar Jepang, Haruki Murakami yang juga merupakan penerjemahnya versi bahasa negeri matahari terbit tersebut menyatakan bahwa karya sastranya merupakan jenis yang serius.
Salah satu karyanya yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia berjudul Aib dan Martabat diterbitkan oleh Marjin Kiri.
Sepanjang hidupnya Solstad menikah sebanyak tiga kali, dan yang terkahir ia menikahi putri seorang penulis Jens Bjorneboe, yang berprofesi sebagai jurnalis bernama Therese Bjorneboe.