Frensia.id- Performa mesin Honda GL series memang tak ada habisnya dikembangkan. Salah satunya, telah dibuktikan melalui riset, GL 200 R ternyata dapat dikembangkan dengan mantap menjadi 250cc.
Salah satu penelitian yang disusun oleh Siti Maisyaroh yang terbit tahun 2023 kemarin di Repository Universitas Mercu Buana Bekasi.
Riset Maisyaroh tersebut berupaya menilai perubahan-perubahan performa mesin Honda GL 200 R setelah dilakukan peningkatan kapasitas mesin menjadi 250 cc.
Secara garis besar, fokus risetnya adalah mengkaji efek penggunaan CDI BRT, Power up, proses peningkatan mencakup perbesaran piston (bore up) dan penambahan panjang poros engkol (stroke up).
Adapun tahapan pengujian dilakukan dengan menggunakan alat dynotest. Alat tersebut untuk mengukur daya, torsi, dan RPM mesin.
Maysaroh melakukan serangkaian uji coba pada beberapa mesin sepeda motor dengan berbagai konfigurasi. Dia memiliki lima kombinasi mesin yang ingin diuji untuk mengetahui performa optimalnya.
Pertama, ia memeriksa mesin berkapasitas 250 cc yang dilengkapi dengan venturi berukuran 35 mm dan CDI standar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mesin ini mampu menghasilkan daya sebesar 22,7 HP dan torsi sebesar 19,93 Nm. Ini merupakan konfigurasi yang cukup kuat dan efisien.
Selanjutnya, ia menguji mesin 250 cc lainnya, namun kali ini dengan venturi yang lebih kecil, yakni 28 mm, sambil tetap menggunakan CDI standar. Dari hasil pengujian, mesin ini mampu menghasilkan daya sebesar 21,5 HP dan torsi sebesar 20,34 Nm. Meskipun daya sedikit berkurang dibandingkan konfigurasi pertama, torsi yang dihasilkan justru sedikit lebih tinggi.
Untuk mengetahui efek dari perubahan CDI, kemudian mengganti CDI standar pada mesin 250 cc dengan venturi 28 mm tersebut menggunakan CDI BRT. Hasilnya cukup menarik, dengan daya yang meningkat menjadi 22,1 HP dan torsi yang naik menjadi 20,82 Nm. Penggunaan CDI BRT ternyata memberikan sedikit peningkatan performa dibandingkan CDI standar.
Tidak hanya fokus pada mesin 250 cc, nanun juga menguji mesin dengan kapasitas yang lebih kecil, yakni 200 cc. Dia memulai dengan mesin yang memiliki venturi berukuran 35 mm.
Baik dengan CDI standar maupun CDI BRT, mesin ini konsisten menghasilkan daya sebesar 18,7 HP dan torsi sebesar 16,37 Nm. Perbedaan CDI tampaknya tidak memberikan dampak signifikan pada mesin dengan venturi ini.
Terakhir, Maisyaroh beralih ke mesin 200 cc dengan venturi yang lebih kecil, yaitu 28 mm. Dengan baik CDI standar maupun CDI BRT, mesin ini menghasilkan daya sebesar 17,1 HP dan torsi sebesar 15,66 Nm. Seperti halnya dengan venturi 35 mm, perubahan CDI tidak memberikan dampak yang berarti pada konfigurasi ini.
Melalui serangkaian uji coba tersebut,
Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa peningkatan kapasitas mesin dari 200 cc menjadi 250 cc secara keseluruhan meningkatkan daya dan torsi.
Penggunaan venturi yang lebih besar (35 mm) pada mesin 250 cc dengan CDI standar memberikan daya tertinggi sebesar 22,7 HP. Namun, penggunaan CDI BRT pada venturi 28 mm juga menunjukkan peningkatan performa yang signifikan dibandingkan dengan CDI standar pada konfigurasi yang sama.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kombinasi modifikasi fisik mesin (bore up dan stroke up) serta penyesuaian komponen elektronik (CDI BRT) dan ukuran venturi dapat secara signifikan mempengaruhi performa mesin, dengan konfigurasi optimal yang bervariasi tergantung pada komponen yang digunakan.