Harga Pisang Terus Meroket, Keuntungan Pengepul Meningkat

Rabu, 14 Agustus 2024 - 17:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Rudianto, Pengepul Pisang Sumber Anyar Mlandingan, Situbondo

Gambar Rudianto, Pengepul Pisang Sumber Anyar Mlandingan, Situbondo

Frensia.id- Harga pisang terus meroket. Kenaikannya mengikuti harga sembako yang sejak beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan.

Dalam pantauan Frensia harga pisang naik sejak memasuki bulan kemarau. Dibanding jam harganya naik dua kali lipat.

Kenaikan harga pisang yang terjadi belakangan ini banyak dipengaruhi oleh melonjaknya harga sembako. Kondisi ini membuat banyak konsumen merasa terbebani karena kenaikan harga pisang cukup drastis dalam waktu singkat.

Bagi sebagian besar konsumen, hal ini mempengaruhi daya beli mereka. Namun, tidak semua pihak merasakan dampak negatif dari kenaikan ini.

Justru pengepul pisang melihat peningkatan permintaan yang signifikan, baik dari perusahaan besar maupun masyarakat umum. Hal ini disebabkan oleh kelangkaan pisang di pasaran, yang membuat komoditas ini semakin dicari.

Memasuki bulan Juni, harga pisang mulai mengalami kenaikan yang cukup tajam. Harga pisang minimal saat itu mencapai Rp20.000 per kilogram, dengan kenaikan maksimal hingga Rp23.000 per kilogram.

Baca Juga :  Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster

Namun, pada bulan Agustus, harga mulai sedikit terkoreksi dan turun menjadi Rp22.500. Harga ini bervariasi tergantung pada jenis pisang yang ada di pasaran. Misalnya, pisang Ambon lokal saat ini dijual dengan harga Rp28.500 per kilogram.

Meskipun harga mengalami fluktuasi, tren secara umum menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan. Hal ini menggambarkan bahwa permintaan terhadap pisang terus meningkat, sementara hasil panen yang tersedia masih terbatas.

Kondisi tersebut membawa keuntungan bagi pengepul pisang. Mereka menerima pesanan dalam jumlah besar dari berbagai pihak, baik dari kalangan perusahaan maupun konsumen rumah tangga. Pengepul seperti Rudianto, seorang pemuda asal Desa Sumber Anyar Mlandingan, Situbondo, merasakan dampak positif dari kondisi ini. Setiap minggu, ia mampu menjual pisang dalam jumlah besar, dengan penghasilan yang terus meningkat.

Dalam seminggu, omsetnya bisa mencapai jutaan rupiah berkat tingginya permintaan di pasaran. Meskipun harga sembako lainnya naik, hal tersebut tidak mempengaruhi bisnis pisangnya secara signifikan. Justru, kenaikan harga pisang memberikan keuntungan tambahan bagi pengepul seperti Rudianto.

“Alhamdulillah, meskipun harga pisang naik, saya dapat menhumpulkan lebih banyak pisang dan keuntungan meningkat ka,” ungkapnya.

Baca Juga :  Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow "Ayo Ngopi"

Menurutnya, permintaan pisang tetap stabil bahkan cenderung meningkat, seiring dengan langkanya pasokan di pasar. Rudianto berharap situasi ini terus berlanjut agar bisnisnya tetap tumbuh.

Dengan permintaan yang tinggi dan keuntungan yang stabil, ia merasa usahanya berada di jalur yang tepat. Ia juga melihat potensi pasar yang masih terbuka lebar, terutama jika pasokan pisang bisa lebih diperkuat di masa mendatang.

Situasi ini menggambarkan bagaimana pengepul pisang mampu meraih keuntungan meski pasar tengah mengalami fluktuasi. Langkanya pasokan pisang di pasar menjadi peluang bagi pengepul untuk memanfaatkan tingginya permintaan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Jalur Gumitir Ditutup, Ketua DPC PKB Jember: Perputaran Ekonomi juga Terganggu
Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster
Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji
Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”
Pasca RDP dengan Komisi B DPRD Jember, Pemilik Kandang Ayam di Semboro Siap Lengkapi Seluruh Izin
Driver Ojol Demo dengan Delapan Tuntutan, Pemkab Jember akan Segera Penuhi Tuntutan Lokal
Sedot Air Muara Sungai Tanpa Ijin, DPRD Tinjau Dua Tambak di Pantai Payangan Jember
Tembus 103 Persen dalam Sebulan, Serapan Gabah dan Beras Bulog Jember Tertinggi se-Jawa Timur

Baca Lainnya

Kamis, 31 Juli 2025 - 14:44 WIB

Jalur Gumitir Ditutup, Ketua DPC PKB Jember: Perputaran Ekonomi juga Terganggu

Sabtu, 19 Juli 2025 - 11:35 WIB

Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster

Kamis, 10 Juli 2025 - 10:49 WIB

Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji

Rabu, 2 Juli 2025 - 23:09 WIB

Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”

Senin, 16 Juni 2025 - 19:44 WIB

Pasca RDP dengan Komisi B DPRD Jember, Pemilik Kandang Ayam di Semboro Siap Lengkapi Seluruh Izin

TERBARU

Pengusaha asal Situbondo HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy (pakai topi koboi) saat mengunjungi pabrik beras di Vietnam (Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Pengusaha Situbondo Jajaki Penjualan Beras Premium Asal Vietnam

Jumat, 1 Agu 2025 - 13:08 WIB