Frensia.id- Jajanan di Indonesia, memang unik-unik. Walau dijual dengan sederhana, namun soal rasa banyak yang enak-enak. Seperti pentol goreng yang ada di Wringin Bondowoso, cukup lezat dan ternyata juga legendaris.
Abdurrahman, sang penjual, mengaku telah lama berbisnis pentol goreng. Pentol goreng yang dijualnya sama dengan pentol goreng pada umumnya.
Dalam pantauan Frensia.id, ia berjualan di depan Kantor Camat Wringin, Bondowoso. Tepatnya sebelah barat ruko-ruko pasar dan sebelah utara Polsek Wringin.
Produk Mas Rahman sebenarnya sangat sederhana. Pentol tepung yang dibalut dengan telur dan berbagai jenis yang membuatnya sangat lezat.
Tidak pasti jam bukanya, sebab ia berjualan dengan memakai sepada motor. Barang dagangannya dibawa dengan menggunakan gerobak sebagaimana penjual cilok pada umumnya.
Waktu pasti ia mulai berjualan, saat siang hingga sore hari saja. Tidak sampai malam, sebab Mas Rahman ternyata bukan asli daerah sekitar sana.
Sebelumnya, ia berjualan di sekitar tempatnya tinggal, yakni di Desa Gubrih yang masuk salah satu desa perbatasan Bondowoso Situbondo. Daerah rumahnya cukup berbukit dan lumayan jauh dari tempat ia berjualan.
Dapat dipastikan, setiap hari, ia bersepeda dari menjual pentol gorengnya. Tak tanggung-tanggung, menggeluti melakukan hal tersebut sudah sekitar 17 tahun lamanya.
Tidak mengherankan, jika produknya telah dianggap masuk jajanan legendaris oleh masyarakat. Yang unik, saat Frensia.id mengunjungi tempat mengkalnya, banyak pembeli yang masih antri.
Bahkan ada rombongan yang mengendarai mini bus, berhenti di dekatnya. Beberapa penumpang ternyata turun hanya untuk membeli pentol goreng mas Rahman.
Banyaknya para pembeli yang berdatangan tentu menunjukkan, jajanan Mas Rahman telah dikenal banyak orang. Ia sanggup menjual ratusan tusuk pentol tiap harinya.
“dalam satu hari biasanya mencapai sampai 7 kilogram telur”, ungkapnya.
Jika dihitung, sampai ratusan telur yang habis dijual untuk toping produknya. Sedangkan tepung yang dihabiskan dalam satu hari bisa 5 Kg. Artinya, dalam memproduksi jajanan legandarisnya, tiap munggu dapat dipastikan menghabiskan puluhan kilogram tepung.
Walaupun demikian, saat mas Rahman ditanya tentang rencana membuka cabang, ia menuturkan masih belum memiliki rencana. Sebab terkendala sumber daya manusianya.
“apalagi, saya juga mengembangkan bisnis lain. Saya juga jadi pengepul ketela kering, jerengkeng, sabreng tette, tambahnya, 14/08/2024.