Frensia.id – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), mengecam dan menolak Deklarasi Kerjasama Tingkat Tinggi (KTT) Washington.
Hal ini sebagaimana pernyataan pers yang dilaksanakan Jubir Kementerian Luar Negeri DPRK dengan judul “Kami akan mencegah ancaman serius yang mengancam, dengan tindakan balasan strategis yang lebih keras” Pyongyang, pada tanggal 13 Juli 2024.
Deklarasi yang melibatkan AS dan NATO beserta sekutunya, menyebut pelaksanaan kedaulatan negara-negara merdeka, termasuk DPRK merupakan ancaman pada KTT NATO yang diadakan di Washington.
Menurut jubir Kemenlu DPRK, Deklarasi KTT Washington pada 10 Juli, membuktikan bahwa AS dan NATO, yang hanya menjadi alat konfrontasi, merupakan ancaman paling serius terhadap perdamaian dan keamanan global.
Dalam konferensi pers tersebut, Kemenlu DPRK mengecam dan menolak deklarasi KTT Washington.
Deklarasi tersebut tidak lebih dari sebuah dokumen ilegal yang melanggar hak-hak sah negara-negara berdaulat yang independen. Sebuah program konfrontatif yang memicu Perang Dingin baru dan konfrontasi militer dalam skala global.
Tindakan AS untuk memperluas blok militer merupakan akar penyebab ancaman serius terhadap perdamaian regional.
Hal tersebut juga memperburuk lingkungan keamanan internasional dan memicu perlombaan senjata di seluruh dunia.
Menurut jubir Kemenlu DPRK, AS harus bertanggung jawab atas tindakannya melalui NATO yang menghancurkan keamanan global.
“AS harus mengklarifikasi siapa yang terus-menerus menghancurkan lingkungan keamanan di Eropa selama beberapa dekade terakhir melalui kebijakan NATO yang ceroboh untuk melakukan kemajuan dan ekspansi ke arah timur” jelasnya.
Selama sepuluh tahun terakhir terus-menerus mencoba membujuk negara pro-Amerika di Asia ke dalam NATO, sebelum mengklaim bahwa keamanan antara Atlantik Utara dan Asia-Pasifik saling terkait satu sama lain.
Jubir Kemenlu Korea Utara mengecam AS, ia memperingatkan bahwa strategi globalisasi NATO membawa bahaya global.
“Kami dengan sungguh-sungguh memperingatkan bahwa strategi globalisasi NATO yang dilakukan oleh AS, tentu saja dapat membawa bahaya perang global” ucap jubir Kemenlu DPRK pada 13/07/2024.