Lagu Eny Sagita Tentang “Gus Dur”, Bongkar Kejahatan Orde Baru Dan Reformis Palsu

Lagu Eny Sagita Tentang “Gus Dur”,  Bongkar Kejahatan Orde Baru Dan Reformis Palsu
Ilustrasi xLagu Eny Sagita Tentang “Gus Dur”,  Bongkar Kejahatan Orde Baru Dan Reformis Palsu (Sumber: istimewa)

Frensia.id- Lagu Eny Sagita. Tentang Gusdur merupakan penghormatan kepada sosok Gus Dur, yang di dalamnya tersirat kritik sosial serta refleksi atas kehidupan dan perjuangannya. Gus Dur, yang pernah menjadi presiden, dipaksa turun dari kursinya oleh parlemen dengan berbagai alasan.

Lagu yang dinyanyikan Kembali pada haul Gus dur tahun 2019 kemarin, mengunggpa beberapa hal. Salah satunya tentang kezaliman beberapa pihak pada gus Dur.

Salah satu lirikanya,”jarene kasus ngono, jarene kasus ngene, neng raono nyatane“, menunjukkan betapa tak ada bukti konkret yang sebenarnya menjadi dasar keputusan tersebut. Perasaan ini mencerminkan betapa Gus Dur menjadi korban dari permainan politik yang tidak adil.

Bacaan Lainnya

Dalam bait “dadi lawan politik orde baru, dadi korban ambisi reformis palsu,” ada indikasi bahwa Gus Dur adalah musuh politik dari sistem Orde Baru yang otoriter, tetapi pada akhirnya ia juga menjadi korban dari reformasi yang sebenarnya diharapkan membawa perubahan positif.

Ironi ini terasa menyakitkan, karena tokoh yang selama ini berjuang melawan tirani justru dijatuhkan oleh orang-orang yang mungkin dulu ia bantu perjuangkan.

Kemudian, “nadyan cacat netramu nanging ngerti batinmu,” meski Gus Dur secara fisik memiliki keterbatasan dengan kebutaannya, ia mampu melihat lebih jauh dan lebih dalam daripada banyak orang yang memiliki penglihatan sempurna.

Ia dapat “membaca” karakter orang, dapat membedakan mana yang benar-benar tulus dan mana yang hanya topeng politik. Analogi “ngendi kucing ngendi asu” menggambarkan kebijaksanaan Gus Dur dalam mengenali mana yang jujur dan mana yang hanya mencari keuntungan.

Bait “LSM opo partai, ormas opo mung RT, sing penting tumindake” memperlihatkan kesederhanaan pandangan Gus Dur bahwa entitas apa pun, baik LSM, partai politik, ormas, atau bahkan struktur terkecil seperti RT, yang penting adalah tindakan nyata mereka.

Gus Dur menghargai tindakan, bukan sekadar jabatan atau label yang mereka bawa. Baginya, kebaikan dan kebermanfaatan tidak dilihat dari besar kecilnya wadah, tetapi dari dampak nyata yang diberikan pada masyarakat.

Agomo ngayomi jagad royo” adalah pengingat dari Gus Dur bahwa agama, dalam esensi paling mendasarnya, seharusnya memberikan perlindungan dan kedamaian bagi semua makhluk di dunia, bukan sekadar untuk sekelompok kecil umat. Ini mencerminkan bagaimana Gus Dur selalu mendekati agama dengan perspektif yang inklusif dan universal.

Bait-bait yang diulang di akhir—tentang sosok pendekar rakyat yang selalu membela rakyat kecil meskipun dijegal di sana-sini—menguatkan narasi bahwa Gus Dur adalah pejuang sejati untuk rakyat yang tertindas.

Dijegal kono kene mergo mbelani rakyate, sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake” menunjukkan bahwa banyak dari orang-orang yang dibela Gus Dur adalah mereka yang tidak dianggap penting oleh pemerintah atau elite politik lainnya, tetapi tetap ia perjuangkan dengan penuh ketulusan.

Puisi ini secara keseluruhan adalah ratapan kehilangan yang tak hanya melibatkan perasaan pribadi, tetapi juga sebuah ungkapan duka atas hilangnya seorang pemimpin yang benar-benar memperjuangkan rakyatnya.

Di satu sisi, ada kebanggaan atas warisan moral dan kebijaksanaan Gus Dur, tetapi di sisi lain, ada kegetiran atas bagaimana perjuangan dan sosoknya sering kali tidak dihargai oleh mereka yang memiliki kuasa politik.

Adapun lirik lagunya adalah sebagaimana berukut ini:

ora ono rong taun nggonmu dadi presiden
dipekso mudun parlemen
jarene kasus ngono, jarene kasus ngene
neng raono nyatane


dadi lawan politik orde baru
dadi korban ambisi reformis palsu

nadyan cacat netramu nanging ngerti batinmu
ngendi kucing ngendi asu
LSM opo partai, ormas opo mung RT
sing penting tumindake

kelingan welingmu sing prasojo
agomo ngayomi jagad royo

sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

nadyan cacat netramu nanging ngerti batinmu
ngendi kucing ngendi asu
LSM opo partai, ormas opo mung RT
sing penting tumindake
kelingan welingmu sing prasojo
agomo ngayomi jagad royo

sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
sing dianggep ra penting lan tansah disingkirake

sak lungamu akeh sing rumongso kelangan
pendekar rakyat sing wis lilo dadi korban
dijegal kono kene mergo mbelani rakyate
sing dianggep ra penting lan tansah disingkirak