Frensia.id – Sepasang suami istri (pasutri) asal Dusun Watukebo, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur, mengalami nasib tragis saat pulang bertani.
Keduanya terseret arus deras Sungai Bengawan hingga akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia setelah tiga hari pencarian.
Kapolsek Ambulu, AKP Latifa Andika Nur Sabila, mengonfirmasi kejadian tersebut.
“Pada pencarian hari ketiga, korban atas nama Slamet (57) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujarnya, Jumat (17/01/2025). Sebelumnya, sang istri, Imroatul Jamilah (56), lebih dulu ditemukan pada Kamis (16/01/2025) di kawasan Teluk Love, Pantai Payangan.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Rabu (15/01/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. Kedua korban, yang hendak kembali ke rumah usai bertani, mencoba menyeberangi sungai menggunakan rakitan pelampung dari jeriken dengan berpegangan pada tali tambang. Namun, derasnya arus Sungai Bengawan saat itu membuat upaya mereka berakhir tragis.
“Arus sungai sangat deras, korban terseret arus sungai,” kata AKP Latifa.
Jasad Imroatul Jamilah ditemukan lebih dahulu di Teluk Love, sebuah kawasan wisata pantai yang terletak cukup jauh dari lokasi awal mereka hanyut. Lokasi ini dikenal memiliki arus laut yang kuat, sehingga tubuh Jamilah terbawa hingga ke sana.
Upaya pencarian Slamet akhirnya membuahkan hasil pada hari ketiga, setelah tim gabungan menyusuri sungai dan area sekitarnya.
Insiden ini mengguncang warga sekitar yang sudah terbiasa menggunakan jalur sungai untuk aktivitas sehari-hari. Kendati begitu, Kapolsek Ambulu mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati, terutama saat musim penghujan yang kerap membuat arus sungai menjadi sangat deras.
Pasutri yang dikenal sebagai petani ulet ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Kejadian ini sekaligus menjadi peringatan bagi warga setempat untuk lebih memerhatikan keselamatan saat beraktivitas di sekitar sungai, terutama saat cuaca tidak menentu.
Jenazah keduanya telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan. Kejadian tragis ini meninggalkan luka mendalam, namun diharapkan menjadi pelajaran penting bagi warga agar lebih memperhatikan faktor keamanan di tengah kondisi cuaca ekstrem.