Pencalonan Prabowo-Gibran Dipersoalkan Kembali Pada Sidang Komite HAM PBB, Tanggapan Perwakilan Indonesia Disesalkan KontraS.

Saturday, 16 March 2024 - 03:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi, Sumber; Tangkapan Layar UN WEB TV

Ilustrasi, Sumber; Tangkapan Layar UN WEB TV

Frensia.id-  Isu Pelanggaran HAM dalam proses pencalonan Prabowo-Gibran pada Pilpres kemarin, tidak kunjung usai. Kemarin (12/03/2024) isu pelanggaran pasangan 02 tersebut ikut dibahas dalam sidang Komite HAM di PBB.

Sayangnya, tanggapan perwakilan Indonesia disesal oleh Komisi untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). Sebabnya, ia tidak menanggapi persoalan tersebut.

Tiga hari yang lalu dikabarkan, PBB mengelar sidang komite HAM Internasional. Acara tersebut diadakan di Jenewa, Swiss. Negara-nagara Anggota CPPR banyak yang hadir serta dalam sidang tersebut.

Salah satu isu yang menjadi sorotan dalam pembahasan sidang HAM ini adalah pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu anggota sidang, Bacre Waly Ndiaye. Ia mempertanyakan lolos putra Jokowi, sebagai wakil presiden mendamping Prabowo Subianto.

Pada sidang yang ditayangkan dalam UN Web TV, Ndiaye memulai pemaparannya dengan pertanyaan beberapa waktu lalu memanas di Indonesia. Ia menyinggung soal putusan MK yang berubah syarat usia calon Presiden.

Baca Juga :  Terlibat Skandal! PBNU Gagal Jaga Marwah Jam’iyyah, Saatnya Lengser

Baginya, keputusan tersebut sangat aneh. Sebab setelah diputuskan, anak presiden Jokowi terlihat melakukan kampanye dan ikut pencalonan.

Pemaparannya tampak mencurigai, perubahan kebijakan MK di Indonesia terjadi karena ingin memuluskan Gibran Rakabuming Raka untuk mencalonkan diri pada Pilipres kemarin. Hal tersebut dianggapnya sebagai sebuah pelanggaran.

Bagaimana langkah-langkah yang diterapkan untuk memastikan pejabat negara, termasuk presiden, tidak bisa mempengaruhi secara berlebihan pada pemilu?”, ujarnya mempertanyakan masalah tersebut pada perwakilan Indonesia di Sidang Komite HAM itu.

Bahkan Ndiaye sebagai anggota komite yang berasal dari Senegal itu, juga mempertanyakan secara tajam upaya penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan. Ia tampak mengkhawatirkan adanya intervensi berlebih pada kontestasi Pilpres 14 Februari kemarin. .

Ia bertanya, benarkah pemerintah Indonesia telah menyelidiki pelanggaran intervensi politik yang terjadi? Dan juga menanyakan langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menjamin hak politik sipil aman.

Sayangnya, serabrek pertanyaan yang dilontarkan ini tampak tidak digubris oleh perwakilan Indonesia.

Baca Juga :  PKB Jember Gelar Pendidikan Kader Loyalis, Perkuat Loyalitas Generasi Muda Partai

Pada sidang tersebut, Indonesia diwakili oleh Dirjen Kerja sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Tri Tharyat. Ia malah memilih untuk menjawab pertanyaan lain yang tidak ada hubungannya dengan isu yang diangkat oleh Ndiaye.

Respons tersebut sangat disesalkan oleh KontraS. Sebagaimana dilansir dalam laman inilah.com, ia berkata,

pertanyaan yang tidak dijawab dengan lugas, seperti pelanggaran etik Gibran Rakabuming Raka, penguasaan KuPP di Indonesia terkait isu penyiksaan, serta penggunaan kekerasan yang berlebih terhadap masyarakat sipil yang mengekspresikan opini dan pendapatnya”.

Baginya, isu tersebut adalah persoalan penting yang selama ini dipertanyakan dan harus dibuka ke publik internasional. Demokrasi dan kemajuan HAM di Indonesia tidak sepenuhnya berhasil.

Isu-isu seperti pelanggaran etik, isu penyiksaan, dan penggunaan kekerasan pada masyarakat sipil harus dibuka pada muka internasional. Baginya, jika tidak, berarti Indonesia sebenarnya belum siap menegakkan HAM.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Sapa Masyarakat, Bupati Ajak Warga Panti Jember Jalan Sehat-Sosialisasikan Program Kesehatan
PKB Jember Gelar Pendidikan Kader Loyalis, Perkuat Loyalitas Generasi Muda Partai
DPRD akan Panggil 3 RSD Terkait Tunggakan Utang Ratusan M Buntut Program J-Keren
Pemkab Jember Warisi Utang Rp 214 M Program J-Keren, Bupati Fawait Cari Solusi
Bupati Fawait Berikan Bonus ke Atlet Jember, Jadi yang Terbesar di Jatim
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Inventarisir Masalah Daerah, PKB Jember Serap Aspirasi dengan Tokoh Masyarakat
Ketua DPRD Jember Sebut Pemda Dituntut Kreatif Hadapi Pemangkasan Transfer Dana Pusat

Baca Lainnya

Sunday, 26 October 2025 - 11:39 WIB

Sapa Masyarakat, Bupati Ajak Warga Panti Jember Jalan Sehat-Sosialisasikan Program Kesehatan

Saturday, 25 October 2025 - 12:32 WIB

PKB Jember Gelar Pendidikan Kader Loyalis, Perkuat Loyalitas Generasi Muda Partai

Thursday, 23 October 2025 - 17:24 WIB

DPRD akan Panggil 3 RSD Terkait Tunggakan Utang Ratusan M Buntut Program J-Keren

Tuesday, 21 October 2025 - 16:35 WIB

Pemkab Jember Warisi Utang Rp 214 M Program J-Keren, Bupati Fawait Cari Solusi

Monday, 20 October 2025 - 19:02 WIB

Bupati Fawait Berikan Bonus ke Atlet Jember, Jadi yang Terbesar di Jatim

TERBARU