Prancis Rentan Gesekan dengan Islam: Historis, Sepak Bola, Sumbangsih Pemain Muslim

Sabtu, 6 April 2024 - 05:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumber foto: https://images.app.goo.gl/ysFrp7bY71RSXcg78

Sumber foto: https://images.app.goo.gl/ysFrp7bY71RSXcg78

Frensia.Id- Prancis merupakan salah satu negara yang dianggap anti-Islam dan rentan bergesekan dengan Islam. Sebagai negara sekuler, undang-undang dan tindakannya terkesan merugikan umat muslim yang hidup di negara tersebut.

Muslim, Sepak bola, Prancis. Seolah-olah tidak berkesinambungan, namun sangat berkaitan erat.

Islamophobia di Prancis bukanlah hal baru. Tindakan pemerintah Prancis di masa lalu meletakkan peraturan dan regulasi yang secara inheren anti-muslim.

Historis

Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat, lebih dari 5 juta di negara berpenduduk 67 juta. Warisan dominasi kolonialnya di sebagian besar Afrika dan Timur Tengah.

Tetapi upaya negara untuk mengintegrasikan imigran Muslim terhenti. Doktrin resmi Prancis tentang buta warna dimaksudkan untuk mengabaikan latar belakang etnis dan agama agar semua warga Prancis dipandang sama sebagai orang Prancis. 

Pada kenyataannya, cita-cita itu sering kali memicu diskriminasi terhadap mereka yang berpenampilan, berpakaian atau berdoa berbeda dari mayoritas Katolik secara historis. 

Muslim secara tidak proporsional terwakili di lingkungan termiskin, paling terasing di Prancis, serta penjara-penjara di Prancis. Hal itu telah melahirkan orang-orang buangan yang marah melihat Tanah Air mereka berdosa dan tidak menghormati tradisi Islam atau sekadar rasis terhadap Arab dan imigran lain dari tanah yang pernah memperkaya kekaisaran Prancis. 

Ketika jumlah Muslim di Prancis bertambah, negara memberlakukan aturan sekuler pada praktik mereka. Larangan jilbab Muslim pada 2004 dan simbol-simbol keagamaan lain yang mencolok di sekolah tetap memecah belah, tentu mengejutkan banyak orang di luar Prancis.

Baca Juga :  Percaya? Wong Jowo Terlibat Sejak Era Kolonial Dalam Bisnis Narkoba

Pemain Sepak Bola Muslim

Larangan dan kebijakan yang disahkan selama bertahun-tahun secara eksklusif menyerang umat Islam.

Menampilkan tanda-tanda keagamaan di ruang publik menjadi topik sensitif di Prancis. Pada bidang olahraga, hal ini pun berlaku.

Federasi sepak bola Prancis menolak menghentikan pertandingan sementara untuk memberikan waktu pemain muslim berbuka puasa. Hal ini terjadi ketika awal tahun 2023.

“Idenya adalah bahwa segala sesuatu ada waktunya: ada waktu untuk berolahraga, ada waktu untuk menjalankan agama,” ujar Eric Borghini, Presiden Komisi Wasit Federal FFF kepada AP.

Baca Juga :  Doa, Takdir, dan Candaan Tuhan

Sumbangsih Pemain Muslim

Sikap dan perlakuan pemerintah Prancis terhadap Islam sebenarnya tidak sebanding dengan sumbangsih besar dari atlet-atlet muslim untuk mengharumkan nama Prancis di dunia olahraga.

Pasalnya, Prancis memiliki banyak pesepak bola muslim hebat seperti Zinedine Zidane dan Paul Pogba yang pernah membawa Prancis juara Piala Dunia.

Zidane merupakan salah satu pemain terbaik di dunia. Dirinya juga pernah membawa Prancis menjadi juara piala dunia 1998 dan juara piala eropa pada tahun 2000.

Kemudian Paul Pogba pernah membawa Prancis juara Piala Dunia 2018 bersama pemain muslim lainnya yaitu Ousmane Dembele, N’golo Kante, Adil Rami, Djibril Sidibe, Benjamin Mendy, dan Nabil Fekir.

Selain itu banyak juga pesepakbola muslim yang hebat dan berhasil mengharumkan nama Prancis seperti Karim Benzema, Ibrahim Konate, atau Youssouf Fofana.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Inter Milan Kubur Mimpi Treble Barcelona: Sejarah 2010 Terulang atau Tidak Sama Sekali
laga Final Copa Del Rey, El Clasico, Dikabarkan Jadi Laga Terakhir Carlo Ancelotti Melatih Madrid
Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII
Megawati Ungkap Alasannya Gabung Petrokimia Gresik Setelah Tinggalkan Red Spark
Megawati Pulang ke Tanah Air, Tepis Alasan Kepulangan Karena Ibunya Sakit-Sakitan
Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan
Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal!
Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Baca Lainnya

Rabu, 7 Mei 2025 - 11:10 WIB

Inter Milan Kubur Mimpi Treble Barcelona: Sejarah 2010 Terulang atau Tidak Sama Sekali

Sabtu, 26 April 2025 - 17:29 WIB

laga Final Copa Del Rey, El Clasico, Dikabarkan Jadi Laga Terakhir Carlo Ancelotti Melatih Madrid

Sabtu, 26 April 2025 - 00:52 WIB

Yayasan Sahabat Ulul Albab Gelar Halal Bihalal Harlah PMII ke-65, Prof. Hepni: UIN KHAS Jember Peletak Dasar NDP PMII

Jumat, 18 April 2025 - 12:39 WIB

Megawati Ungkap Alasannya Gabung Petrokimia Gresik Setelah Tinggalkan Red Spark

Selasa, 15 April 2025 - 17:43 WIB

Megawati Pulang ke Tanah Air, Tepis Alasan Kepulangan Karena Ibunya Sakit-Sakitan

TERBARU