Riset Buktikan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kabupaten Lumajang Prioritaskan Keuntungan Pekebun

Selasa, 16 Juli 2024 - 20:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Pekebun Kepala dalam Industri Gula Merah - Sam Ridwan (AI/Frensia.id)

Ilustrasi Pekebun Kepala dalam Industri Gula Merah - Sam Ridwan (AI/Frensia.id)

Frensia.id – Usai diteliti, Kabupten Lumajang Jawa Timur ternyata memiliki  tanaman perkebunan kelapa seluas 8.129 hektar.

Hal tersebut membuat mayoritas penduduknya membidik gula merah sebagai komoditas berharga dalam pasar.

Gula merah sendiri adalah bahan pangan penting yang masuk dalam sembilan bahan pokok, yang harganya langsung ditangani oleh pemerintah.

Gula hasil olahan dari nira kelapa ini banyak dibutuhkan dalam industri makanan, baik industri kecil, menengah, hingga industri besar. Sehingga usaha produksi gula merah berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.

Dalam peneltiain Emmy Ernawati bersama 3 kawannya yakni Mohammad Atoillah, Yessy Anggraeni, dan Istichomah pada tahun 2022, Industri gula merah di Kabupaten Lumajang ternyata dibangun di atas desain jaringan manajemen rantai pasok.

Baca Juga :  Fraksi PPP DPRD Jember Sebut Reaktivasi Bandara Notohadinegoro Bisa Dongkrak Sektor Wisata-Ekonomi Lokal

Penelitian bertajuk “Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kota Lumajang” dalam Progress Conference volume 5, nomor 1 ini juga menyingkap mengapa industri gula merah di Lumajang berjalan dengan efisien.

“Hasil identifikasi desain jaringan manajemen rantai pasok gula merah pada kelurahan Gondoruo dan Kalibendo di Kota Lumajang meliputi pekebun kelapa, industri, serta distributor yang menyalurkan kepada konsumen” tulis Emmy dkk pada 2022.

Hasil penelitian Emmy dkk. pun juga mengungkapkan bahwa desain jaringan yang ada sangat menguntungkan, serta memberikan nilai tambah terhadap pekebun.

Baca Juga :  Parodi Anak SD Manggul Ghulu’en: Cerita dan Asa Tembakau Madura

Namun jika dilihat dari pihak industri, maka jaringan pasok ini memiliki dua kemungkinan, antara menguntungkan dan juga bisa merugikan. 

“Hal ini mengapa pekebun memperoleh nilai tambah dan menguntungkan, karena pekebun tidak mengeluarkan biaya atau segi waktu, ini terjadi karena sesuai dengan kesepakatan perjanjian sewa diawal, meskipun ada penurunan harga dan pergantian cuaca yang menghasilakn pengurangan terhadap produk gula merah tidak mempengaruhi pemilik kebun,” tulis Emmy dkk. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Presiden Atur Ulang Ekspor BBL, Pengusaha Situbondo Siap Ambil Peran
UNICEF Pastikan Kesediaan Vaksin Penanganan KLB Campak di Jember
Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Anggota Komisi C DPRD Jember Apresiasi Percepatan Pembukaan Jalur Gumitir
Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme
Pengelolaan Dana Desa Kasemek Dipertanyakan: BLT Diduga Salah Sasaran, Honor Guru Tertunda, hingga BUMDes Tak Transparan
Bukan 98 Lagi, Jhi Lilur: Saatnya Aktivis Abad 21 Pimpin Gerakan Massa
Legislator PDIP Soroti Ketahanan Pangan, Tekankan Pentingnya Lahan Produktif

Baca Lainnya

Rabu, 3 September 2025 - 10:32 WIB

Presiden Atur Ulang Ekspor BBL, Pengusaha Situbondo Siap Ambil Peran

Selasa, 2 September 2025 - 18:32 WIB

UNICEF Pastikan Kesediaan Vaksin Penanganan KLB Campak di Jember

Selasa, 2 September 2025 - 18:27 WIB

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

Senin, 1 September 2025 - 22:49 WIB

Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Senin, 1 September 2025 - 17:16 WIB

Pengelolaan Dana Desa Kasemek Dipertanyakan: BLT Diduga Salah Sasaran, Honor Guru Tertunda, hingga BUMDes Tak Transparan

TERBARU