Prof. Quraish Shihab: Menjadi Kelurga Nabi, Tak Harus Bergelar Habib dan Keturunan Arab

Kamis, 14 November 2024 - 20:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id- Di Indonesia, penghormatan terhadap keturunan Nabi Muhammad sangat tinggi. Sikap ini ditandai dengan cara masyarakat menghormati keturunan Nabi yang bergelar “Habib”, dengan berbagai cara seperti mencium tangan, mencari doa berkah darinya, mengikuti pengajiannya.

Namun, sikap ini membuka jalan penyimpangan. Beberapa waktu lalu, Tempo.co mengangkat fenomena ini dengan liputan khusus berjudul ‘obral gelar habib’, privilege ini dimanfaatkan oleh oknum demi memperoleh keuntungan dan penghormatan. Fenomena “mendewa-dewakan keturunan”– seperti ungkapan Prof. Syafii Maarif seperti dikutif fari Tempo—apakah sejalan dengan ajaran Nabi?

Islam mengajarkan agar mencintai, menghormati dan memuliakan keluarga Nabi, lagi pula tidak rasional umat Islam mencintai Nabi namun tidak mencintai keluarganya, itu satu paket. Problemnya adalah ketika terlalu mengkultuskan atau mengistimewakan keturunan Nabi yang berlebihan seperti ungkapan Prof. Syafii Maarif, mendewa-dewakan.

Dalam pandangan etis, menghormati keturunan bukanlah masalah, malah dianjurkan dan wajib. Pertanyaannya kemudian, siapa yang berhak mengaku keturunan dan dianggap keluarga Nabi? Apakah thanya terbatas pada orang arab dan keturunan beliau?

Baca Juga :  Ramadan, Musik Religi, dan Keabadian Musisi Favorit Generasi Milenial

Untuk memahami ini, perlu melihat pandangan cendikiawan yang mampu membuka pemahaman memahami hakikat “keluarga nabi” dengan lebih luas dan dalam. Salah satunya, pakar tafsir terkemuka tanah air, Prof. Quraish Shihab, ia mengatakan keluarga Nabi tidak terbatas bagi mereka yang memiliki Hubungan biologis dengan Nabi. Melainkan, seluruh umat Islam yang berpegang teguh menjalankan ajaran Nabi dengan penuh cinta.

“Saya ingin menganut faham yang memperluas makna keluarga Nabi. Siapa itu ? Orang yang dekat dengan Nabi. Umatnya itu keluarganya, bukan cuman orang Arab, bukan Cuma turunannya. Tutur Quraish Shihab dikutip dari Islam.co

Secara konkret, Quraish Shihab memberikan contoh Salman al-Farisi, salah satu sahabat Nabi kelahiran tanah persia, bukan orang Arab dan tidak juga keturunan Nabi, namun oleh Nabi diakui sebagai keluarganya. Hal ini menunjukkan bahwa siapa pun, dari negara manapun tempat lahirnya serta tidak ada hubungan biologis dengan Nabi, dapat dianggap sebagai keluarga Nabi.

Baca Juga :  Seru! Menjelang Buka Puasa Ramadan, Jalanan Padat Akibat Masyarakat War Takjil

Lebih lanjut, Pengarang Tafsir al-Misbah 15 jilid ini menegaskan kesempatan menjadi keluarga Nab juga berlaku bagi bangsa Indonesia. “Orang Indonesia itu keluarga Nabi, selama dekat dengan Nabi” Ujarnya. Jadi, muslim Indonesia punya hak yang sama dianggap sebagai keluarga Nabi, bukan dengan jalur biologis /keturunan, melainkan melalui amalan serta kecintaan pada ajarannya.

Tak perlu bersikap aneh-aneh, overdosis untuk diakui keluarga Nabi hingga menggunakan jalur gelap menjadi seorang habib. Cukup menjadi pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah, menjalankan ajaran Nabi serta menebarkan cinta dan kasih sayang, layaknya Nabi.

Sebagai keluarga Nabi, idealnya tak gila untuk dihormati, tidak memaksa orang lain untuk memuliakan. Meski demikian, perlu juga memuliakan keluarga Nabi, menghormati dalam kerangka etika yang sehat, tidak overdosis dan berlebihan. Penghormatan berlebihan bisa saja menjauhkan dari esensi ajaran Islam yang Nabi ajarkan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan
Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan
Ramadhan dan Kita yang Sibuk Sendiri
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Bikin Haru, Jawaban Nyai Sinta Ketika Ditanya Tentang Kebiasaan Buka Puasa Gus Dur

Baca Lainnya

Rabu, 9 April 2025 - 07:16 WIB

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:26 WIB

Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:52 WIB

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

TERBARU

Opinia

Meluruskan Makna Kemanusiaan

Jumat, 18 Apr 2025 - 06:34 WIB

Kolomiah

Belajar dari Arsenal dan Real Madrid: Part II

Kamis, 17 Apr 2025 - 12:29 WIB

Gambar Camilan Viral! Kue Mancho, Ternyata Resepnya Sederhana (Sumber: Grafis Frensia)

Kulineria

Camilan Viral! Kue Mancho, Ternyata Resepnya Sederhana

Rabu, 16 Apr 2025 - 13:32 WIB