Khalifah Umar bin Abdul Aziz: Teladan Antikorupsi dari Sejarah Islam

Kamis, 26 Desember 2024 - 22:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Umar bin Abdul Aziz, dikelilingi oleh para ulama dan penasihat, yang melambangkan keadilan dan reformasi

Ilustrasi Umar bin Abdul Aziz, dikelilingi oleh para ulama dan penasihat, yang melambangkan keadilan dan reformasi

Frensia.id- Pernyataan kontroversial Prabowo Subianto, memaafkan koruptor asal mereka mengembalikan uang negara, banyak menuai reaksi. Pernyataan ini mengundang tentang bagaimana negara menangani tindak pidana korupsi.

Bagaimana bisa, koruptor dimaafkan? Sementara itu, dari sejarah Islam, terdapat tokoh mengajarkan bahwa pemberantasan korupsi membutuhkan lebih dari sekadar memaafkan, ia Umar ibn Abdul Aziz. Kepemimpinannya menunjukkan bahwa integritas seorang pemimpin dapat menciptakan perubahan, tanpa kompromi dengan tindakan yang merugikan rakyat.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz sering dianggap sebagai simbol reformasi dalam sejarah Islam. Dalam study Kebijakan Umar ibn Abdul Aziz dalam Pemberantasan Korupsi, M. Nasihudin Ali, mengupas bagaimana Umar II menjadi teladan dalam memerangi korupsi dan menciptakan pemerintahan yang adil. Tulisan ini menggambarkan langkah-langkah revolusioner yang dilakukan Umar dalam memimpin Dinasti Umayyah.

Pada masa pemerintahannya, Umar ibn Abdul Aziz menghadapi kondisi pemerintahan yang dipenuhi korupsi, nepotisme, dan ketidakadilan. Umar dengan tegas memecat pejabat-pejabat korup, termasuk Yazid ibn Muhallab, Gubernur Khurasan, yang terbukti menggelapkan pajak.

Baca Juga :  Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Menurut Ali, Umar menggantikan mereka dengan pejabat yang memiliki integritas tinggi tanpa memandang latar belakang suku atau afiliasi politik, sebuah langkah yang jarang dilakukan pada masa itu. Ia juga melibatkan alim ulama sebagai penasihat untuk memastikan kebijakan yang diterapkan sejalan dengan prinsip keadilan Islam.

Selain itu, Umar dikenal sebagai pemimpin yang berani mengembalikan hak-hak masyarakat yang telah dirampas oleh pejabat sebelumnya. Ia membatalkan penguasaan ilegal atas tanah rakyat dan memastikan kekayaan negara digunakan untuk kepentingan publik.

Dalam tulisannya, Ali mencatat bahwa Umar menggunakan kas negara untuk membangun infrastruktur seperti sumur, irigasi, dan jalan, yang sangat mendukung kesejahteraan rakyat. Ia juga menghapus pajak tambahan (jizyah) bagi non-Arab yang telah memeluk Islam, sehingga memperkuat persatuan umat dan menghapus diskriminasi.

Baca Juga :  Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Kesederhanaan Umar sebagai pemimpin menjadi aspek lain yang disoroti dalam tulisan Ali. Umar menolak kemewahan dan memilih hidup dalam kesederhanaan.

Umar menjual pakaian dan perhiasan mewahnya setelah menjadi khalifah, lalu hasilnya dimasukkan ke Baitul Mal. Gaya hidupnya yang sederhana menjadi cerminan dari prinsip kepemimpinannya, yakni mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya.

Ali meyimpulkan bahwa Umar ibn Abdul Aziz adalah teladan seorang pemimpin yang memprioritaskan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Kepemimpinannya membuktikan bahwa dengan keberanian moral, transparansi, dan kebijakan yang berpihak pada rakyat, sebuah pemerintahan dapat mencapai stabilitas dan kemakmuran.

Dalam konteks modern, Umar II mengajarkan bahwa pemberantasan korupsi tidak hanya memerlukan sistem yang kuat. Tetapi juga pemimpin yang memiliki integritas tinggi dan keberanian untuk bertindak tegas.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara
Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad
Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

Baca Lainnya

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:47 WIB

Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Kamis, 26 Juni 2025 - 14:44 WIB

Tahun Baru Hijriah dan Segelas Susu Putih: Warisan Spiritual Abuya Sayyid Muhammad

Rabu, 25 Juni 2025 - 14:12 WIB

Antara Sanggan dan Doa: Wajah Sosial dari Tradisi Ziarah Haji

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Sabtu, 14 Juni 2025 - 22:29 WIB

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

TERBARU

Owner Balad Grup, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy bersama para mitranya (Sumber foto: istimewa)

Opinia

Melestarikan Jaringan

Jumat, 25 Jul 2025 - 13:57 WIB