Frensia.Id- Sebuah video yang beredar di media sosial menjadi perbincangan hangat. Video tersebut memperlihatkan tumpukan sampah di salah satu pantai Pulau Bali, diduga kuat berasal dari Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Dugaan ini diperkuat dengan temuan barang-barang yang memiliki identitas spesifik. Salah satunya adalah topi sekolah dasar berwarna merah dan putih dengan tulisan “SDN KEMUNING LOR 02 KEC. ARJASA,” tentu merujuk pada sekolah di Kabupaten Jember.
Selain itu, sejumlah kemasan air mineral yang diproduksi di Jember juga ditemukan di lokasi tersebut. Beberapa merek yang teridentifikasi antara lain Al-Qodiri, Ampo, Juanda, Inda, ABCD, dan Global.
“Ada beberapa merek air mineral yang sebelumnya tidak saya kenal di Bali. Ketika saya cek, ternyata banyak di antaranya diproduksi di Jember,” ungkap pemilik akun Instagram @okvina, seperti dilansir oleh Frensia.Id, Senin (06/01/2024).
Penemuan ini menunjukkan bahwa sampah di pantai-pantai Bali tidak selalu berasal dari Pulau Dewata. Sebagian besarnya justru terbawa dari daerah lain, termasuk Pulau Jawa.
Dalam unggahan akun Instagram @melalibaliofficial, disebutkan bahwa sekitar 70 merek sampah plastik ditemukan di pantai tersebut, dan mayoritas di antaranya berasal dari Jawa Timur, khususnya Jember.
“Saat ini Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Jember sudah overkapasitas. Dua tahun lalu, kami bertemu Bupati Jember yang menyampaikan bahwa hampir 3.000 ton sampah plastik langsung masuk ke sungai setiap tahun,” ujar seorang pria dalam video tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, Sugiyarto, mengaku belum menerima laporan resmi mengenai sampah dari Jember yang ditemukan di Bali. “Belum ada laporan pasti, jadi belum bisa memberikan komentar lebih lanjut,” katanya melalui pesan singkat saat dikonfirmasi oleh Frensia.id.
Fenomena ini menjadi peringatan serius mengenai pengelolaan sampah di berbagai daerah, khususnya yang berpotensi mencemari wilayah lain. Pemerintah dan masyarakat haruslah meningkatkan kesadaran serta tindakan nyata untuk mengurangi dampak buruk pencemaran lingkungan.