Mendapatkan Lailatul Qadar Menurut Gus Baha Sangat Gampang, Tapi Ternyata Hal Ini Yang Sulit

Sabtu, 30 Maret 2024 - 19:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tangkapan Layar Gus Baha dalam YouTube @santrigayeng

Tangkapan Layar Gus Baha dalam YouTube @santrigayeng

Frensia.id – Keyakinan para Ulama bahwa orang yang berpuasa, shalat Isya berjamaah, serta tidak fasik sudah cukup untuk mendapatkan keberkahan lailatul qadar.

Hal ini disampaikan oleh KH. Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha dalam suatu kesempatan yang telah dibagikan beberapa akun di YouTube.

Berdasarkan penelusuran Frensi.id, akun YouTube @santrigayeng merupakan salah satu akun yang absah untuk dijadikan rujukan dalam hal ini.

Menurut Gus Baha’ tidak perlu mencari tanda-tanda lailatul qadar, karena tanda yang diungkap dalam hadits itu ketika lailatul qadar sudah lewat, seorang yang berpuasa dan shalat tarawih sudah dapat dianggap mendapat lailatul qadar.

“Tidak perlu berusaha mencari siangnya yang tidak terik, aneh-aneh saja” ungkap Gus Baha sontak mengundang tawa para santri yang ikut ngaji.

Baca Juga :  Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan

Bahkan ketika ditanya, “Gus pernah mendapat Lailatul Qadar”. Kiai muda yang pernah menjabat Rais Syuriah PBNU menjawab, “Levelku bukan untuk ditanya seperti itu?, itu hanya untuk amatir”.

Sehingga yang terpenting mencari lailatul qadar, bukan mencari atau mengetahui tanda-tandanyanya.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:

…مَنْ قَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا

Maksud dari dari hadits ini menurut Gus Baha jika saat malam Ramadhan seseorang yang pergi tarawih, tidak punya rasa dengki dalam keadaan qalbin saliim (hati yang tulus) maka dianggap mendapat lailatul qadar.

Bahkan menurut Sayyidina Usman lebih gampang lagi, “Orang yang sholat isya berjamaah setara dengan sholat sunnah sepanjang malam”. Tidak perlu tahajud atau witir, yang penting sholat isya berjamaah. Tidak perlu kebanyakan sholat, biasa saja.

Baca Juga :  Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Justru dengan bersikap bias aitu menunjukkan keyakinan atas ampunan Allah SWT. Sebaliknya, yang beranggapan harus melaksanakan sholat harus banyak itu mengganggap Allah SWT layaknya polisi.

Hal ini diumpakan dengan orang kafir yang tidak pernah berdoa untuk diberikan hidayah, tetapi jika Allah menghendakinya untuk beriman. Maka, mereka akan masuk Islam dan beriman.

Namun, yang sulit menurut Gus Baha adalah وَاحْتِسَابًا  (wahtisaban) karena orientasi hanyalah mencari Ridhanya Allah SWT.

Karena orang yang dalam kondisi hati dengki atau ketidak ikhlasan dalam menjalankan suatu ibadah.

“Kadang orang yang beriktikaf di Masjid, dihatinya terkadang bilang, ‘nggak enak di rumah istri marah-marah terus’, itu iktikaf atau cari kedamaian? Kan ngga jelas”, pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya
SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail
Simbolisasi Ibadah Kurban, Gus Aab: Sembelihlah Hawa Nafsunya!
Dari Idul Fitri hingga Idul Adha: Agama Tak Pernah Lupa Kemanusiaan
Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab

Baca Lainnya

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Sabtu, 14 Juni 2025 - 22:29 WIB

Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid

Jumat, 13 Juni 2025 - 09:08 WIB

Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:27 WIB

SMART, Tawaran Strategis Prof Hepni, Saat Hadiri Sosialisasi Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

Jumat, 6 Juni 2025 - 18:20 WIB

Menyelami Makna Dialog  Nabi Ibrahim dan Ismail

TERBARU

Educatia

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Senin, 16 Jun 2025 - 11:59 WIB