Lulusan Doktoral UIN KHAS Jember Bantah Riset Yang Nyatakan Ma’had Aly Situbondo Liberal

Senin, 24 Juni 2024 - 13:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Lulusan Doktoral UIN KHAS Jember Bantah Riset Yang Nyatakan Ma’had Aly Situbondo Liberal (Sumber: Ismewa ilustrasi Frensia)

Gambar Lulusan Doktoral UIN KHAS Jember Bantah Riset Yang Nyatakan Ma’had Aly Situbondo Liberal (Sumber: Ismewa ilustrasi Frensia)

Frensia.id- Ma’had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo sebelumnya dinyatakan oleh beberapa akademisi sebagai pendidikan tinggi liberal. Berapa akademisi, bahkan yang telah titel guru besar mengidentifikasi adanya elemen liberal di lembaga tersebut. Akhirnya, hal tersebut dibantah oleh lulusan program doktoral Universitas Islam Negeri Kiai Ahmad Shiddiq (UIN KHAS) Jember.

Sebagaimana yang telah dilansir sebelumnya oleh Frensia.id, Prof Musahadi yang merupakan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang, mengidentifikasi elemen-elemen liberal dalam pendidikan di Ma’had Aly Situbondo. Salah satu indikatornya adalah adanya ketidakpuasan terhadap pemikiran fiqh yang dianut oleh Nahdlatul Ulama (NU).

Temuan ini kemudian diperkuat riset yang disusun oleh Marjuni, Akademisi Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar Ponorogo, dan Fuad Raya yang berasal dari Institut Agama Islam Darullughah Wadda’wah Pasuruan. Dalam temuan keduanya, Tanwirul Afkar (TA) sebagai kelompok kajian agama di Ma’had Aly, ditemukan telah mengembangkan pemahaman yang dapat dikategorikan sebagai paham liberal dalam konteks agama.

Akhirnya, hal ini dibantah oleh Imam Wahyono, akademisi program doktoral UIN KHAS Jember dan sekaligus dosen Institut Agama Islam Ibrahimy Banyuwangi. Ia yang kebetulan juga meneliti Ma’had Aly Situbondo, ternyata menghasilkan temuan yang berbeda dengan beberapa pakar sebelumnya. Ia tidak sama sekali melihat adanya elemen liberal di lembaga tersebut.

Baca Juga :  PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik

Kebetulan dalam disertasinya, ia juga fokus pada proses pengembangan pendidikan Ma’had Aly Situbondo. Baginya, elemen-elemen yang disebutkan oleh peneliti sebelumnya merupakan dinamika keilmuan yang diupayakan untuk membentuk budaya diskusi keilmuan yang mendalam bukan untuk mencetak lulusan yang liberal.

Mestinya, peneliti sebelumnya mengenal riset mereka. Jika yang akan diteliti elemen-elemen liberal dalam nalar pendidikannya, harusnya yang diteliti adalah tokoh besar, atau juga bisa, hingga visi dan misi Ma’had Aly.

“Jangan fokus pada dikursus ilmu saat diskusi dan belajar. Kalau fokus pada cara belajarnya, bukan hanya Ma’had Aly yang liberal, semua proses belajar yang liberal. Dalam diskusi keilmuan harus mendalam dan multi perspektif. Orang yang mempelajari semua aliran, bukan berarti liberal,” ujarnya pada Frensia.

Bahkan saat ditanya oleh Prof. Abd. Muis Tabrani, salah satu pengujinya tentang dua riset sebelumnya, ia tegas menjawab tak elemen liberal di Ma’had Aly. Sebenarnya yang dilihat mereka sebagai elemen liberal, adalah manajemen pengembangan budaya belajar mahasantri saja.

“itu untuk membuka cakrawala atau pola pemikiran yang ada di Ma’had Aly. Tetapi tetap, nanti akan dibatasi dengan falsafah dari pendiri, tentu Ke-NU-annya dan ketokohannya”, ucapnya di sidang terbuka doktoralnya 24/06/2024.

Baca Juga :  Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data

Bagi Imam Wahyono, elemen yang disebut oleh Prof Musahadi tidak dapat dan tidak cukup dijadikan dasar untuk memvonis gaya pemikiran agamanya. Pasalnya, Ma’had Aly dalam membentuk keluasan kajian tidak hanya berinteraksi dengan tokoh liberal, namun yang konservatif juga banyak.

“salah jika dianggap sebagai elemen nalar agama yang liberal. Prof Musahadi mungkin hanya melihat sisi interaksi belajar Ma’had Aly dengan tokoh liberal. Padahal dalam proses belajar mahasantri juga sering menghadirkan tokoh yang dikenal cukup konservatif. Semua untuk meningkatkan cakrawala berpikir”, tuturnya, 24/06/2024.

Temuan riset malah mengidentifikasi elemen-elemen liberal yang ditemukan oleh Prof Musahadi sebenarnya adalah strategi untuk meningkatkan daya saing lulusannya. Melalui proses pendidikan agama yang multi pemahaman, lulusannya akan mampu bersaing dan mengusai perbedaan agama yang kadang tampil sebagai dasar konflik agama.

“Bagi saya, itu metode untuk meningkatkan kualitas pemahaman yang moderat. Mereka (lulusan Ma’had Aly Situbondo) akan berNU dengan baik serta ilmu agama yang dalam. Tak mudah diombang-ambingkan konflik paham agama”, ucapnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember
Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ
Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket
Resmi Selesai, Ujian SSE UM-PTKIN UIN KHAS Jember Berlangsung Kondusif Tanpa Ada Kecurangan
Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI
PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z
MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi
KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan

Baca Lainnya

Kamis, 19 Juni 2025 - 07:00 WIB

Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember

Selasa, 17 Juni 2025 - 11:54 WIB

Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ

Senin, 16 Juni 2025 - 11:59 WIB

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

Minggu, 15 Juni 2025 - 01:30 WIB

Resmi Selesai, Ujian SSE UM-PTKIN UIN KHAS Jember Berlangsung Kondusif Tanpa Ada Kecurangan

Kamis, 12 Juni 2025 - 20:37 WIB

Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI

TERBARU