Pandangan Albert Camus tentang Bunuh Diri

Jumat, 16 Agustus 2024 - 19:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

albert camus tentang bunuh diri (Ilustrasi/Arif)

albert camus tentang bunuh diri (Ilustrasi/Arif)

Frensia.id- Definisi mendasar yang membedakan antara manusia dan hewan adalah kemampuannya untuk mendayagunakan akal budinya. Yang mana hal tersebut tidak dimiliki oleh hewan.

Setiap ucapan dan tindakan manusia mempunyai kapasitas berfikirnya masing, hanya saja yang menjadi perbedaan antara satu dengan yang lainnya adalah tingkat rasionalitasnya.

Dengan demikian, manusia yang memperoleh anugerah akal sehat jelas segala keputusan yang dibuat mempunyai latar belakang dan tujuan.

Kebenaran dari dua aspek tersebut yang menjadikan motifasi seseorang berbuat merupakan persoalan lain, yang memang perlu penelaahan tersendiri untuk kemudian apakah perbuatan tersebut selayaknya dilakukan ataukah tidak. Termasuk dalam perkara ini adalah bunuh diri.

Orang yang melakukan tindakan bunuh diri dalam kondisinya sebagai makhluk rasional, pasti mempunyai alasan yang menyebabkan dan menguatkan komitmennya untuk melangkah ke arah yang jarang dilakukan kebanyakan orang.

Beberapa diantara kasus bunuh diri yang pernah terjadi bisa disebabkan persoalan ekonomi, asmara dan relasi-relasi sosial lainnya yang menyebabkan seseorang mengalami depresi.

Dalam proses atau mekanisme untuk menghilangkan nyawa sendiri, seseorang sebenarnya masih berpikir rasional. Karena pada saat itu, ia akan mencari cara yang sekiranya mampu untuk menuju ajalnya dengan proses-proses seperti gantung diri, munum racun atau menggunakan senjata tajam.

Baca Juga :  Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

Seseorang yang memang berniat untuk bunuh diri, sebenarnya harus dan masih dilengkapi dengan daya pikirnya yang matang.

Alasan yang menjadikannya untuk bunuh diri sebenarnya muncul dari hasratnya untuk senantiasa menagih makna dalam setiap hidup yang ia jalani.

Sesekali seseorang mengalami kegagalan dalam suatu usaha, kemudian ia depresi dan menghendaki untuk mengakhiri hidupnya. Secara kejiwaan, keinginan untuk mendapatkan kesuksesan adalah bentuk lain dari makna yang ia harapkan. Apabila ternyata sia-sia maka bisa jadi sudah cukup alasan baginya untuk mati.

kondisi seperti inilah yang diwaspadai oleh pemikir dan novelis asal Prancis, Albert Camus, agar seseorang tidak senantiasa mencari makna dalam hidup, cukup sekedar menikmati tanpa harus mencari-cari makna hidup yang sebenarnya.

“keluarlah, nikmati matahari, jalan-jalan dipantai, main sepak bola, makan siang dengan teman-teman dan jangan menyerah”, ujarnya.

Baca Juga :  Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo

Selain itu upaya untuk mencari makna hidup dalam berbagai aktifitas seringkali berujung pada kehampaan, dari sinilah biasanya alasan untuk bunuh diri mendapatkan pembenaran.

Secara khusus Camus mempunyai pandangannya secara tersendiri mengenai bunuh diri. Bagi penulis The Myth Of Sisyphus tersebut, ia menyadari sebagimana kebanyakan orang jika hidup tanpa makna memang terasa tidak berarti.

Harapan-harapan akan makna yang dikehendaki ternyata juga tidak bisa dikendalikan sesuai keinginan yang telah terpatri. Hal tersebut yang menjadi asal-muasal adanya putus asa.

Akan tetapi rasa putus asa tidak berarti cukup alasan untuk menjadi sebab seseorang bunuh diri. Menurut camus, hal tersebut dikarenakan kematian tidak lebih memberikan solusi daripada hidup itu sendiri sekalipun tidak memiliki kepastian untuk memperoleh makna. Dengan demikian seseorang yang mengalami kehilangan makna dalam hidup dan harapan, sehingga berinisiatif untuk mengakhiri hidupnya, sebenarnya ia sedang melakukan irrasionalitas dengan cara rasional.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak
Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak
Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo
Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025
Galakkan Gerakan “Wakaf Oksigen” Saat PBAK, UIN KHAS Jember Lawan Krisis Iklim
Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Ribuan Mahasiswa Baru UIN KHAS Jember Bagikan Bibit Pohon Buah Kepada Pengguna Jalan

Baca Lainnya

Selasa, 2 September 2025 - 18:27 WIB

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

Selasa, 2 September 2025 - 11:13 WIB

Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak

Selasa, 2 September 2025 - 10:58 WIB

Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak

Minggu, 31 Agustus 2025 - 16:41 WIB

Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

TERBARU