Frensia.id – Usai diteliti, Kabupten Lumajang Jawa Timur ternyata memiliki tanaman perkebunan kelapa seluas 8.129 hektar.
Hal tersebut membuat mayoritas penduduknya membidik gula merah sebagai komoditas berharga dalam pasar.
Gula merah sendiri adalah bahan pangan penting yang masuk dalam sembilan bahan pokok, yang harganya langsung ditangani oleh pemerintah.
Gula hasil olahan dari nira kelapa ini banyak dibutuhkan dalam industri makanan, baik industri kecil, menengah, hingga industri besar. Sehingga usaha produksi gula merah berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.
Dalam peneltiain Emmy Ernawati bersama 3 kawannya yakni Mohammad Atoillah, Yessy Anggraeni, dan Istichomah pada tahun 2022, Industri gula merah di Kabupaten Lumajang ternyata dibangun di atas desain jaringan manajemen rantai pasok.
Penelitian bertajuk “Identifikasi Desain Jaringan Manajemen Rantai Pasok Gula Merah di Kota Lumajang” dalam Progress Conference volume 5, nomor 1 ini juga menyingkap mengapa industri gula merah di Lumajang berjalan dengan efisien.
“Hasil identifikasi desain jaringan manajemen rantai pasok gula merah pada kelurahan Gondoruo dan Kalibendo di Kota Lumajang meliputi pekebun kelapa, industri, serta distributor yang menyalurkan kepada konsumen” tulis Emmy dkk pada 2022.
Hasil penelitian Emmy dkk. pun juga mengungkapkan bahwa desain jaringan yang ada sangat menguntungkan, serta memberikan nilai tambah terhadap pekebun.
Namun jika dilihat dari pihak industri, maka jaringan pasok ini memiliki dua kemungkinan, antara menguntungkan dan juga bisa merugikan.
“Hal ini mengapa pekebun memperoleh nilai tambah dan menguntungkan, karena pekebun tidak mengeluarkan biaya atau segi waktu, ini terjadi karena sesuai dengan kesepakatan perjanjian sewa diawal, meskipun ada penurunan harga dan pergantian cuaca yang menghasilakn pengurangan terhadap produk gula merah tidak mempengaruhi pemilik kebun,” tulis Emmy dkk. (*)