Selangkah Lagi Indonesia Juara 1, Mafia Scopus Terparah

Friday, 18 October 2024 - 15:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Selangkah Lagi Indonesia Juara 1, Mafia Scopus Terparah (Sumber; IStimewa)

Gambar Selangkah Lagi Indonesia Juara 1, Mafia Scopus Terparah (Sumber; IStimewa)

Frensia.id- Selangkah lagi Indonesia juara satu. Sayangnya, bukan karena prestasi, tapi terbaik soal penyumbang mafia jurnal scopus.

Mafia scopus adalah mereka yang melakukan penerbitan jenis predator untuk mereka, para akademisi yang ingin naik pangkat.

Fenomena ini  telah menjadi ancaman besar bagi integritas komunikasi ilmiah. Terutama, di negara-negara dengan sektor penelitian yang sedang berkembang, seperti Indonesia.

Ada penelitian yang serius mengkaji mafia scopus atau jurnal predator internasional. Perisetnya bernama Vít Macháček dan Martin Srholec. Telah terbit tahun 2022 kemarin.

Studinya mengungkap bagaimana jurnal-jurnal predator merambah ke dalam basis data bergengsi seperti Scopus. Mereka memanfaatkan daftar jurnal dari Beall sebagai acuan untuk melacak mereka yang “potensial atau mungkin” predator.

Baca Juga :  Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo

Fakta mengejutkan menunjukkan bahwa sekitar 324 jurnal predator telah berhasil menembus Scopus. menyebarkan lebih dari 164.000

Dari 172 negara yang dianalisis, yang memalukan adalah negara Indonesia masuk di nomor 2. Nomor 1 adalah Kazakhstan.

Kedua menjadi korban paling parah, Kazakhtan dengan 17% artikel ilmiah mereka terjerumus ke dalam jebakan jurnal predator. Sedangkan Indonesia, 16,73. Sangat memalukan!

Mayoritas itu terjadi di Negara-negara dengan ekonomi menengah dan sistem penelitian yang sedang tumbuh, terutama di Asia dan Afrika Utara, terbukti paling rentan.

Negara-negara berkembang dengan sistem penelitian yang belum matang, khususnya di Asia dan Afrika Utara, menjadi lahan subur bagi jurnal predator untuk beroperasi. Indonesia mencatat angka yang mengejutkan, di mana hampir satu dari enam artikel ilmiah yang diterbitkan terperangkap di jurnal predator.

Baca Juga :  Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin besar sistem penelitian suatu negara, semakin rentan mereka terhadap penetrasi jurnal predator. Kemungkinan karena pengawasan yang sulit dilakukan secara efektif.

Di sisi lain, negara-negara kecil dengan sistem penelitian yang lebih terkendali, seperti Bhutan dan Chad, berhasil menghindari jebakan ini.

Dengan dengan demikian, tantangan Indonesia saat ini sangat besar. Pembuat kebijakan di Indonesia harus mulai mempertanyakan bukan hanya mekanisme evaluasi penelitian, tetapi juga seluruh arsitektur akademik yang memungkinkan jurnal predator masuk ke arus utama.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Menarik! Dialog Lintas Agama UIN KHAS Jember Rekomendasikan Pengembangan Listrik Tenaga Sampah
Bedah Buku Dibanjiri Ratusan Ummat Antar Agama, UIN KHAS Siapkan Rekomendasi Penguatan Moderasi Eco-Theology
Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo
Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik
Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah
Gus Udin Harap Kiai Sepuh NU Bersikap Soal Dugaan Skandal Haji
Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak
Tag :

Baca Lainnya

Wednesday, 29 October 2025 - 17:21 WIB

Menarik! Dialog Lintas Agama UIN KHAS Jember Rekomendasikan Pengembangan Listrik Tenaga Sampah

Wednesday, 29 October 2025 - 12:13 WIB

Bedah Buku Dibanjiri Ratusan Ummat Antar Agama, UIN KHAS Siapkan Rekomendasi Penguatan Moderasi Eco-Theology

Saturday, 11 October 2025 - 19:55 WIB

Demi Mutu Tata Birokrasi Pesantren, Akademisi UIN KHAS Gelar Diskusi Di Nurul Wafa-Situbondo

Friday, 26 September 2025 - 16:24 WIB

Kuatkan Good Governance, UIN KHAS Jember Dorong ORMAWA Jadi Motor Budaya Akademik

Wednesday, 17 September 2025 - 16:54 WIB

Ribuan Mahasiswa Universitas Ibrahimy Resmi Diwisuda, Dua Mahasiswa dan Satu Dosen Raih Hadiah Umrah

TERBARU