Buku New Left Populism, Kontribusi Chantal Moeffe untuk Demokrasi Lewat Kubu Kiri

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 12:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

buku chantal mouffe

buku chantal mouffe

Frensia.id- New Left Populism merupakan karya dari Chantal Mouffe yang paling penting dalam memberikan keseimbangan di tengah-tengah dinamika demokrasi dewasa ini.

Dalam bukunya tersebut yang pertama kali terbit pada tahun 2018, Moeffe mencoba menegaskan bahwa populis kiri harus turut andil dalam kontestasi politik, agar mampu mengimplementasikan nilai-nilai ideal dan visi progresif yang hendak diketengahkan.

Hal lain yang juga dianggap signifikan akan keterlibatan dari populis kiri dalam medan kekuasaan adalah posisinya yang mampu menahan akan hasrat dari populis kanan yang cenderung menampilkan politik identitas, melalui sentimen rasial, keagamaan, kesukuan, xenofobik, intoleransi dan lain sebagainya.

Dalam pengantar bukunya ini, Moeffe sempat memberikan alasan yang menjadikan dirinya untuk merumuskan gagasannya tersebut.

“pada mulanya buku ini muncul dari keyakinan saya bahwa merupakan hal mendesak bagi gerakan kiri untuk merengkuh watak krisis dan tantangan hari ini yang ditunjukkan dengan adanya “momen populis. Kita sedang menyaksikan krisis formasi hegemoni neoliberal dan krisis ini membuka kemungkinan untuk membentuk tatanan yang lebih demokratik”, jelasnya.

Baca Juga :  MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Moeffe mencoba menjelaskan, lewat bukunya ini, bahwa demokrasi merupakan medan kontestasi yang berlandaskan pada prinsip kesetaraan dan kedaulatan rakyat. Dimana kemungkinan sebuah tatanan bisa saja terjadi, apakah lebih demokratis atau justru totaliter.

Lewat New Left Populisme, terdapat gagasan penting Mouffe yang bisa digaris bawahi, sebagai kontribusinya terhadap sistem demokrasi.

Sekalipun pikiran yang ia tuangkan dalam bukunya tersebut berdasarkan konteks Eropa Barat, akan tetapi tetap saja mempunyai nilai relevansi terhadap negara-negara yang menganut sistem demokrasi termasuk di Indonesia.

Pertama, upaya untuk melakukan demonisasi terhadap populisme kanan adalah tindakan yang iirasional dan tidak mempunyai manfaat apapun.

Sekalipun kubu kanan dianggap tidak masuk akal, tetapi tugas dari kubu kiri bukanlah menegaskan bahwa dirinya yang paling rasional. Melainkan mengajukan strategi dan praktik yang dapat menyentuh aspek afeksi warg negara agar tertarik dan mau terlibat dengan proyek politik kiri.

Baca Juga :  Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan

Kedua, kubu kiri harus keluar dari esensialisme kelas. Oleh karena itu, populisme kiri harus mengonstruksi kehendak kolektif sebagai aliansi rakyat yang termarginalkan secara struktur ekonomi-politik, seperti komunitas LGBT, kaum buruh, gerakan perempuan, ekologis, kaum miskin dan lain sebagainya.

Tidak lagi terpaku dengan teori tententu, seperti halnya mengistimewakan kelas pekerja. Populis kiri harus mengamati bagaimana orang-orang dalam kenyataan.

Selain dua hal tersebut, perlu ditegaskan bahwa buku New Left Populism ini merupakan strategi praktis-praktis yang diperuntukkan untuk kubu kiri agar bangkit dari keterpurukannya dan terlibat dalam medan kontestasi demokratik.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Hanya Buat Culas, Kritik Abdul Mu’ti Terhadap Perkembangan AI
PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z
MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi
KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data
Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

Baca Lainnya

Selasa, 3 Juni 2025 - 19:24 WIB

PB PMII Gelar Labour Hub, Bahas Ancaman TPPO Digital terhadap Gen Z

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Sabtu, 24 Mei 2025 - 19:47 WIB

KH. M. Nazaruddin Umar Sebut PMII Berada di Persimpangan

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Kamis, 22 Mei 2025 - 21:07 WIB

Respon Tantangan Era Disrupsi, KOPRI PMII JATIM: Komitmen Jadikan Organisasi Perempuan Berbasis Data

TERBARU

panduan membaca albert camus (Ilustrasi Arif)

Destinia

Panduan Membaca Karya Albert Camus

Jumat, 13 Jun 2025 - 12:29 WIB