Frensia.id – Nikolai Patrushev, ajudan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin, menegaskan bahwa Rusia tidak akan pernah menyerahkan wilayah yang telah bergabung dengan Federasi Rusia.
Hal ini seperti disampaikan dalam wawancaranya dengan media Komsomolskaya Pravda di Moskow pada 14 Januari 2025.
Pernyataan tersebut juga menanggapi pengakuan pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah Donald Trump yang menyebutkan bahwa Rusia tidak akan menyerahkan wilayah tersebut kepada Ukraina. “Ini bahkan tidak layak untuk didiskusikan,” ujar Patrushev.
Ia menegaskan, wilayah seperti Donetsk, Lugansk, Zaporozhye, Kherson, Krimea, dan Sevastopol telah menjadi bagian integral Rusia berdasarkan kehendak warga, hukum internasional, dan konstitusi negara tersebut.
Patrushev menekankan pentingnya pengakuan dunia atas status wilayah-wilayah tersebut sebagai bagian dari Federasi Rusia.
Ia menyebut bahwa tujuan Operasi Militer Khusus yang dilakukan Rusia di Ukraina tetap tidak berubah dan telah berulang kali dinyatakan oleh Presiden Putin.
“Rakyat Ukraina tetaplah saudara kami. Hubungan erat yang terjalin selama berabad-abad tidak akan berubah, meski ada upaya para propagandis Kiev yang terobsesi dengan Ukrainaisme untuk mengklaim sebaliknya,” ujarnya.
Menurut Patrushev, Rusia sangat prihatin dengan situasi di Ukraina, khususnya akibat penyebaran ideologi neo-Nazi dan Russophobia.
Hal ini, katanya, telah menyebabkan kehancuran kota-kota besar seperti Kharkov, Odessa, Nikolaev, dan Dnipro. Ia juga mengungkapkan kemungkinan bahwa Ukraina mungkin akan lenyap sepenuhnya pada tahun-tahun mendatang.
Patrushev menyoroti pentingnya dialog antara Rusia dan Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
“Negosiasi harus dilakukan antara Rusia dan AS tanpa melibatkan negara-negara Barat lainnya seperti Inggris atau Uni Eropa. Banyak anggota Uni Eropa, seperti Hongaria, Slowakia, Austria, dan Rumania, memiliki pandangan yang lebih seimbang terkait Rusia,” ucapnya.
Patrushev juga menyampaikan penghormatannya terhadap pernyataan Trump yang dianggap memiliki pengaruh terhadap perkembangan konflik ini.
Namun, ia menegaskan bahwa sikap Rusia tidak akan berubah meski menghadapi tekanan internasional.
Wawancara ini menegaskan komitmen Rusia untuk mempertahankan wilayah yang telah bergabung dengan negaranya, serta pandangan tegas terkait penyelesaian konflik di Ukraina melalui jalur diplomasi langsung antara Moskow dan Washington.