Frensia.id – Malang menimpa pasangan suami-istri asal Dusun Watukebo, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu, Jember. Keduanya ditemukan tak bernyawa setelah terseret arus deras Sungai Bengawan saat mencoba menyeberang menggunakan pelampung rakitan jerigen, Rabu (15/01/2025) sore.
Kapolsek Ambulu, AKP Latifa Andika Nur Sabrina, menjelaskan bahwa pasangan tersebut, Slamet (57) dan Imroatul Jamilah (56), setiap harinya harus menyeberangi sungai untuk pergi ke ladang mereka di seberang.
Namun, derasnya arus sungai saat itu menjadi tantangan yang berujung tragedi.
“Ladang pertanian lokasinya berada diseberang sungai, sehingga harus menyeberang,” kata AKP Latifa, Kamis (16/01/2025).
Nasib nahas ini bermula sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah selesai bertani, keduanya mencoba menyeberang menggunakan alat seadanya—pelampung rakitan dari jerigen yang diikatkan pada tali tambang.
Sayangnya, arus yang kuat merenggut kendali mereka, menyeret tubuh Slamet dan Imroatul jauh dari lokasi awal.
Pencarian intensif yang melibatkan tim SAR, Polsek Ambulu, dan warga setempat dilakukan segera setelah kejadian. Pada Kamis pagi, tubuh Imroatul ditemukan di Teluk Love, pantai Payangan, sekitar 10 kilometer dari lokasi awal. Kondisinya sudah tidak bernyawa.
“Korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Teluk Love, pantai Payangan,” ujar AKP Latifa.
Sementara itu, pencarian Slamet memakan waktu lebih lama. Tim akhirnya menemukan tubuhnya pada Jumat pagi (17/01/2025) di sekitar jembatan gantung Dusun Brego, Desa Sumberejo, berjarak sekitar enam kilometer dari tempat mereka mulai menyeberang.
“Pada pencarian hari ketiga, korban atas nama Slamet ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa,” tambahnya.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi warga setempat tentang pentingnya memperhatikan keselamatan saat menghadapi derasnya arus sungai. Rakitan jerigen yang digunakan pasangan ini tidak dirancang untuk menghadapi kondisi arus yang begitu kuat, apalagi tanpa alat pengaman tambahan.
“Arus sungai sangat deras, korban terseret arus sungai,” tutup AKP Latifa.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga Dusun Watukebo. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam aktivitas yang melibatkan risiko tinggi seperti menyeberangi sungai deras.