Frensia.Id – “Pecah telur!” ungkap Gubernur Terpilih Jawa Timur (Jatim) periode 2025-2030, Khofifah Indar Parawansa, saat menghadiri ujian promosi doktor di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Senin (20/01/2025).
Dengan penuh rasa syukur, ia menyampaikan kebanggaannya atas capaian program beasiswa Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPPD) Jatim yang berhasil melahirkan tiga doktor baru dari UIN KHAS.
Khofifah menyebut keberhasilan ini sebagai momen penting bagi program beasiswa doktoral yang selama ini belum menunjukkan hasil nyata. Ia menyoroti bahwa di beberapa perguruan tinggi lain, program serupa sering kali menghadapi tantangan besar hingga berujung kegagalan. Namun, di UIN KHAS Jember, kekhawatirannya berhasil terjawab.
“Hari ini menurut saya pecah telur,” ungkap Khofifah dengan semangat.
Ketua Program LPPD Jawa Timur, Prof. Abdul Halim Soebhar, turut memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian tersebut. Ia menjelaskan bahwa program beasiswa ini dirancang dengan target besar, yakni mencetak 5.683 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan.
Para lulusan ini diharapkan menjadi tim ahli dan kader ulama muda yang siap memperkuat komunitas pesantren.
Abdul Halim memaparkan bahwa saat ini terdapat 130 mahasiswa doktoral penerima beasiswa yang tersebar dalam tiga angkatan.
“Angkatan pertama dan kedua masing-masing berjumlah 40 orang, sedangkan angkatan ketiga mencapai 50 orang,” jelasnya.
Dari jumlah tersebut, tiga lulusan pertama muncul dari UIN KHAS, menjadikannya pelopor keberhasilan program ini.
Khofifah menggarisbawahi pentingnya keberhasilan program ini bagi masa depan Jawa Timur. Ia menekankan bahwa penguatan SDM berbasis pesantren merupakan bagian strategis dari visi Jawa Timur sebagai “gerbang baru Nusantara.”
Menurutnya, keberhasilan ini adalah bentuk konkret dari tanggung jawab bersama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kita punya tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan hari ini, program ini memberikan peluang besar bagi SDM pesantren untuk tumbuh dan berkembang,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pesantren adalah garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman yang sudah menjadi fondasi kokoh bangsa Indonesia.
Lebih lanjut, Khofifah mengapresiasi tema-tema disertasi yang diangkat oleh para lulusan program LPPD ini. Salah satunya adalah tentang moderasi beragama dan semangat permusyawaratan. Ia menyebut pentingnya nilai-nilai ini untuk memperkuat toleransi dan kerukunan di masyarakat.
“Perspektif moderasi dan syuro ini menjadi tugas kita bersama untuk membangun masyarakat yang inklusif dan toleran,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga mengungkapkan kebanggaannya atas inisiatif digitalisasi manuskrip klasik pesantren yang telah dilakukan oleh Pemprov Jatim. Hingga kini, 400 manuskrip telah dikumpulkan, dengan 200 di antaranya telah didigitalkan.
Sebanyak 47 manuskrip sudah dirangkum menjadi dua kitab, yang bahkan telah diserahkan kepada Grand Syaikh Al-Azhar, Ahmed el-Tayeb.
“Saya berharap ke depan akan lahir ulama yang tidak hanya mengutip kitab-kitab populer, tetapi juga merujuk langsung pada manuskrip sumber primer. Ini langkah besar yang sangat membanggakan,” tutur Khofifah.
Ia menutup pidatonya dengan harapan agar para lulusan doktoral ini tidak hanya memberikan kontribusi di bidang akademik, tetapi juga mampu membawa dampak nyata bagi kehidupan masyarakat luas.
“Apa yang dilahirkan dari program LPPD ini tidak hanya menjadi penguatan akademik, tetapi juga sesuatu yang implementatif, sesuatu yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” pungkasnya.
Keberhasilan ini UIN KHAS Jember dan program beasiswa LPPD Jawa Timur semakin mempertegas komitmen mereka dalam mencetak generasi unggul berbasis pesantren. Semangat kebangsaan, moderasi beragama, dan penguatan SDM menjadi fondasi kokoh untuk membangun Jawa Timur sebagai pusat peradaban Nusantara.